Market Commentary

Saham Teknologi Mulai Bangkit, GOTO Lompat 5,26%

Riset, CNBC Indonesia
13 November 2023 10:32
Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)
Foto: Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau melonjak pada perdagangan sesi I Senin (13/11/2023), di tengah mulai bangkitnya saham-saham teknologi di Indonesia seiring adanya aksi jeda kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) dan perbaikan fundamental perusahaan.

Per pukul 10:18 WIB, saham GOTO melonjak 5,26% ke posisi Rp 80/saham. Saham GOTO pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 76 - Rp 81 per saham. Bahkan, saham GOTO juga menjadi salah satu penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi I hari ini yakni sebesar 2,1 indeks poin.

Dalam sepekan terakhir, saham GOTO sudah melejit 6,58%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham GOTO juga meroket 22,73%.

Saham GOTO sudah ditransaksikan sebanyak 10.286 kali dengan volume sebesar 2,57 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 201,32 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 96,11 triliun.

Dari orderbook, terpantau antrean beli kembali mendominasi dari antrean jual pada sesi I hari ini. Dari order bid atau beli, total antreannya mencapai 32 juta lot. Adapun antrean beli terbanyak berada di harga Rp 74/saham yang mencapai 8,2 juta lot atau sekitar Rp 60 miliar.

Sedangkan dari order offer atau jual, total antreannya mencapai 11 juta lot, dengan antrean jual terbanyak berada di harga Rp 81/saham, yang mencapai 1,7 juta atau sekitar Rp 14 miliar.

Investor tampaknya merespons positif kinerja keuangan teranyar perusahaan. Dari kinerja keuangannya, GOTO mencatatkan perbaikan kinerja sepanjang kuartal III-2023. Pendapatan GOTO dalam sembilan bulan pertama tahun ini tercatat mencapai Rp 10,5 triliun, tumbuh 102,5% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,0 triliun.

Perbaikan kinerja top line tersebut membuat kerugian perusahaan terpangkas 53% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 9,5 triliun hingga akhir September 2023, dari semula rugi bersih Rp 20,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Rugi bersih yang terpangkas lebih dari setengahnya disebabkan oleh beban operasional yang semakin menyempit. Beban gaji dan imbalan karyawan tercatat turun 5,8% menjadi Rp 4,2 triliun, meskipun perusahaan telah melakukan PHK masal belum lama ini.

Sementara itu beban iklan dan pemasaran turun 53,4% menjadi Rp 1,5 triliun dan insentif kepada pelanggan turun 37,4% menjadi Rp 9,7 triliun. Jelang paparan kinerja keuangan tersebut, saham GOTO pada perdagangan Senin (30/10) ditutup stagnan di Rp 56/saham.

Selain dari kinerja keuangan GOTO yang semakin membaik, bangkitnya saham-saham teknologi di AS turut mempengaruhi saham-saham teknologi di RI termasuk GOTO.

Investor pasar saham global kembali sedikit optimis usai bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya.

Sesuai ekspektasi pasar, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Suku bunga yang ditahan diharapkan bisa membuat dolar AS melemah serta imbal hasil (yield) US Treasury melandai.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023, tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Secara umum, lingkungan investasi pada 2023 menguntungkan bagi beberapa saham teknologi terkemuka, sebuah perubahan dari pasarbearishpada 2022 yang menyebabkan banyak saham berorientasi teknologi di Negeri Paman Sam turun lebih dari 30%.

Mulai membalik tren buruk, saham teknologi AS telah mendominasi pasar yang lebih luas sejauh ini pada 2023.

Meski begitu, kebangkitan saham-saham teknologi, baik RI maupun AS, dalam jangka yang lebih lama, tampaknya masih menunggu arah iklim makro, termasuk langkah The Fed ke depan, dan kinerja kuartal IV-2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham GOTO Terbang 11%, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular