Bayar Utang Pemerintah & Jaga Rupiah Bikin Cadev Anjlok
Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa Indonesia kembali turun pada periode akhir Oktober 2023. Penurunan terjadi karena tingginya kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.
Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia (BI) dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023) cadangan devisa Oktober US$ 134,9 miliar, sementara bulan sebelumnya US$ 133,1 miliar atau turun US$ 1,8 miliar.
Rupiah alami tekanan berat dalam periode tersebut. Data Refinitiv menunjukkan selama Oktober, rupiah melemah 2,7%. Di mana level tertinggi dolar Amerika Serikat (AS) mencapai Rp15.965 atau nyaris Rp16.000.
Penyebab tekanan rupiah bersumber dari ketidakpastian di AS mengenai arah suku bunga acuan Federal Reserve (Fed). Hal ini mengingat ekonomi AS masih tumbuh kuat dan inflasi yang tinggi.
Meski demikian, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."
(mij/mij)