Dunia Makin Buruk, RI Bisa Tahan Gak? Ini Jawaban Bos BI!

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi perekonomian dan pasar keuangan dunia yang semakin memburuk menjadi ancaman besar bagi Indonesia. Apakah Indonesia memiliki daya tahan yang kuat?
"Secara kesleuruhan, hasil stress test menunjukkan bahwa sektor keuangan Indonesia memiliki ketahanan yang cukup kuat di dalam menghadapi berbagai tekanan-tekanan itu dengan bantalan atau buffer terhadap risiko yang memadai," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Jumat (3/11/2023)
Setidaknya ada beberapa alasan daya tahan ekonomi nasional kuat. Antara lain permodalan perbankan yang tangguh, Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,62% dengan risiko kredit yang terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) sebesar 2,50% (bruto) dan 0,79% (neto) pada Agustus 2023.
![]() Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Kemudian rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap terjaga tinggi, yaitu 25,83%. Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang efektif berlaku pada 1 Oktober 2023, dengan besaran insentif maksimum 4%.
Pada awal implementasinya (per 5 Oktober 2023), KLM telah memberikan tambahan likuiditas pada 120 bank sebesar Rp28,79 triliun, dari Rp108,15 triliun menjadi sebesar Rp136,94 triliun.
"Jadi bantalan kita cukup baik untuk menahan rambatan dari situasi global," pungkasnya
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI Ungkap Situasi Terbaru: China Lemah, Jepang & Inggris Resesi