
Kinerja Membaik, GOTO Terbang 15% Balik ke Level Rp 70-an

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup terbang pada perdagangan Kamis (2/11/2023) dan turut membantu penguatan IHSG pada hari ini.
Hingga pukul 16:00 WIB, saham GOTO melejit 14,52% ke posisi Rp 71/saham. Saham GOTO pun kembali ke level psikologis Rp 70 per saham, di mana level psikologis ini terakhir disentuh pada 12 Oktober lalu.
Saham GOTO pada ini ditransaksikan sebanyak 37.564 kali dengan volume sebesar 9,22 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 618,9 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 85,3 triliun.
Saham GOTO sudah mulai bangkit sejak perdagangan Selasa pekan ini, di mana GOTO sudah melesat hingga 10% sejak Selasa lalu hingga sesi I hari ini. Bahkan, GOTO menjadi salah satu saham yang mampu membuat IHSG melesat nyaris 2%.
Selain itu, bergairahnya kembali GOTO terjadi setelah kinerja perseroan pada kuartal III-2023 dirilis, di mana rugi bersih GOTO kembali menyusut.
GOTO mencatatkan perbaikan kinerja sepanjang kuartal III-2023. Pendapatan GOTO dalam sembilan bulan pertama tahun ini tercatat mencapai Rp 10,5 triliun, tumbuh 102,5% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,0 triliun.
Perbaikan kinerja top line tersebut membuat kerugian perusahaan terpangkas 53% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 9,5 triliun hingga akhir September 2023, dari semula rugi bersih Rp 20,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Rugi bersih yang terpangkas lebih dari setengahnya disebabkan oleh beban operasional yang semakin menyempit. Beban gaji dan imbalan karyawan tercatat turun 5,8% menjadi Rp 4,2 triliun, meskipun perusahaan telah melakukan PHK masal belum lama ini.
Sementara itu beban iklan dan pemasaran turun 53,4% menjadi Rp 1,5 triliun dan insentif kepada pelanggan turun 37,4% menjadi Rp 9,7 triliun.
Manajemen GOTO juga menyatakan perseroan mampu mencatatkan perbaikan kuartalan atas rugi EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% (yoy) menjadi Rp 942 miliar, dari sebelumnya rugi EBITDA Rp 3,69 triliun di Q3-2022, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin.
Di saat yang bersamaan, nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup tumbuh 5% menjadi Rp 151,3 triliun dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat.
Sementara itu, GTV Grup turun 6% (yoy), disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pada saat yang bersamaan, jumlah konsumen profitabel dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan GTV Grup telah kembali mencatatkan pertumbuhan positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berurutan, didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand Services.
Hal ini disebabkan oleh strategi perseroan memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers).
"Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan," pungkasnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham GOTO Terbang 11%, Ini Penyebabnya
