Laba Bersih RMKE Naik 15,5%, Ini Penyebabnya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
02 November 2023 14:25
Perusahaan pertambangan batu bara asal Sumatera Selatan, PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini, 7 Desember 2021.
Foto: Dokumentasi RMKE

Jakarta, CNBC Indonesia - PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatat pendapatan usaha hingga September 2023 sebesar Rp 1,8 triliun. Angka tersebut turun sebesar 3,4% secara tahunan yang disebabkan oleh normalisasi harga. Hal itu menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batubara.

Direktur Keuangan Perseroan Vincent Saputra menyampaikan, namun pendapatan usaha dari segmen jasa berhasil mengimbangi penurunan yang disebabkan normalisasi harga tersebut.

Pendapatan usaha dari segmen penjualan batu bara sebesar Rp 1,2 triliun atau turun sebesar 19,5% secara tahunan. Sementara pendapatan usaha dari jasa tumbuh sebesar 59,1% secara tahunan menjadi Rp 620,5 miliar pada kuartal III tahun 2023.

Sehingga perseroan bisa meraup laba kotor pada level 23,6%, atau meningkat 130bps dari 22,9% pada periode yang sama tahun lalu.

Ia menyebut, segmen jasa dan penjualan batu bara berkontribusi masing-masing sebesar 59,5% dan 40,5% ke total laba kotor Perseroan. Hingga periode September 2023, RMKE berhasil mempertahankan laba kotor yang sedikit turun 0,4% secara tahunan.

Sejalan dengan kinerja laba kotor, perseroan juga berhasil mempertahankan margin laba bersih pada level 15,5% pada kuartal III tahun 2023. Kinerja laba bersih ini ditopang oleh segmen jasa yang memiliki margin laba yang lebih besar dibandingkan dengan segmen penjualan batubara.

"Hal ini yang mendukung Perseroan mampu mempertahankan kinerja keuangan dengan kedua segmen yang masih membukukan kinerja positif di tengah kondisi yang kurang mendukung seperti normalisasi harga," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (2/11).

Margin laba segmen jasa yang kian tebal mendongkrak kinerja keuangan Perseroan hingga periode September 2023. Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 9,7% YoY dan 14,5% YoY.

Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga September 2023 masing-masing telah mencapai 9,2 juta MT dan 6,2 juta MT. Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batubara ini tidak terlepas dari on-time performance_ (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 41 menit menjadi 3:25 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 4:06 jam.

Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 10,9% seiring dengan peningkatan volume angkutan batubara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batubara tetap lebih efisien dari 0,91 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 3,2% YoY pada kuartal III tahun 2023.

Selain itu, pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,9% YoY hingga September 2023, namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE).

"TBBE berhasil memproduksi 900,8K MT batubara, atau meningkat sebesar 11,3% YoY dan berkontribusi 53,76% ke total volume penjualan batu bara," ucapnya.

Selain didukung oleh pertumbuhan volume batubara in-house, perseroan juga berupaya mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batubara yang turun 12,3% YoY hingga kuartal III tahun 2023.

Pada akhir September 2023 total aset dan liabilitas Perseroan masing-masing sebesar Rp 2,0 triliun (+20,3%) dan Rp 556,9 miliar (+18,4%). Seiring dengan kinerja positif, RMKE juga meningkatkan ekuitas sebesar 21,1% menjadi Rp1,5 triliun.

Dengan posisi keuangan yang lebih sehat, RMKE mempertahankan rasio-rasio keuangan diatas ketentuan kredit dengan DER sebesar 0,38 kali.

Di sisi lain, mas dari aktivitas operasional juga tumbuh secara signifikan dengan pertumbuhan sebesar 147,2% YoY menjadi Rp 162,2 miliar karena kontribusi segmen jasa yang lebih besar hingga kuartal III tahun ini.

Ia menyebut, meskipun di tengah normalisasi harga batubara, Perseroan masih dapat mencetak kinerja operasional dan finansial yang terus bertumbuh dan secara rata-rata telah mencapai 64% target tahun 2023 hingga akhir September 2023.

"Manajemen masih melihat prospek yang jauh lebih baik di kuartal terakhir tahun ini dengan cuaca yang lebih mendukung, kondisi geopolitik yang tidak pasti saat ini, musim dingin pada akhir tahun serta harga batubara yang cenderung stabil," pungkasnya.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diduga Lakukan Praktik Tambang Ilegal, RMKE Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular