
Perang dan Suku Bunga Tinggi, OJK Beberkan Nasib Keuangan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan ketidakpastian kondisi global meningkat seiring dengan memanasnya tensi geopolitik dan juga era suku bunga tinggi di AS yang diperkirakan akan lebih panjang.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa sektor jasa keuangan di Indonesia stabil dalam menghadapi hal tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh terjaganya permodalan, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Oktober 2023, Senin (30/10/2023).
Mahendra mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi di Eropa cenderung stagnan. Pada periode yang sama, pemulihan ekonomi China belum sesuai harapan dan membuat kekhawatiran terhadap ekonomi global meningkat.
Kemudian kenaikan yield surat utang AS membuat aliran dana asing keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. "Volatilitas di pasar saham obligasi dan nilai tukar juga dalam tren meningkat," kata Mahendra.
Sementara itu, data domestik menunjukkan inflasi tahunan 2,28%, sejalan dengan ekspektasi pasar. Inflasi terjadi pada bahan makanan beras gula, di tengah potensi penurunan produksi global akibat el nino.
Mahendra juga menyebut bahwa adanya tekanan daya beli, terlihat dari indeks kepercayaan konsumen dan kinerja penjualan ritel yang rendah.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lengkap, Ini Langkah Kebijakan OJK Jaga Sektor Jasa Keuangan RI
