PGEO Cetak Laba Rp 2,06 T, Naik 19,7%

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 30/10/2023 07:15 WIB
Foto: PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mencatat laba bersih pada kuartal III tahun ini mencapai US$ 133,4 juta atau Rp 2,06 triliun (kurs Rp 15.487 per 30 September 2023). Angka tersebut naik 19,7% secara tahunan (yoy) dari US$ 111,4 juta.

Capaian laba tersebut berasal dari pendapatan usaha yang naik dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta atau Rp 4,7 triliun.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Nelwin Aldriansyah mengatakan pencapaian ini menunjukkan bahwa PGE telah berhasil mengelola keuangan dengan baik.


"Selain itu juga PGE telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (30/10).

Pada kuartal/III 2023 ini, PGE juga sudah membukukan pendapatan dari kredit karbon sebesar US$ 732 ribu atau Rp 11,3 miliar yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia.

Nelwin mengatakan capaian ini telah membuat PGE berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8%.

"Dengan tingkat DER yang baik ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk membuka peluang ekspansi usaha melalui pendanaan pihak ketiga," tuturnya.

Dari sisi ekuitas, perseroan menunjukkan tren meningkat dari US$ 1,25 juta menjadi US$ 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Hal ini menunjukkan perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar hutang dan menghasilkan laba.

"Sedangkan liabilitas Perseroan turun dari US$1,22 juta menjadi US$ 960 ribu atau Rp14,8 miliar," sebutnya.

Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III/2023 pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar, yakni senilai US$ 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun. Kemudian disusul oleh PGE Area Ulubelu senilai US$ 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun.

Pada kuartal III-2023 ini perseroan aktif melakukan kerja sama strategis dengan berbagai pihak.

Kerja sama tersebut di antaranya dengan PT Jasa Daya Chevron (Chevron) dalam pengembangan Way Ratai, Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC).

"Pencapaian yang sudah sangat baik ini tentunya akan menjadi pemacu kami untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menyediakan energi hijau bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.

Sementara itu, PGEO remi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari 2023 dengan harga Rp 875. Dengan demikian hingga penutupan perdagangan pekan lalu, saham PGEO sudah terbang 54,86% ke level Rp 1.355 dibandingkan dengan harga IPO. 

Sebagai informasi, harga saham PGEO tertinggi sejak IPO Rp 1.605 pada 25 September 2023. 


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video Jurus PGE Dongkrak Laba Bisnis Pembangkit Panas Bumi