Bos Asuransi Jiwa Ungkap Strategi Investasi Kala IHSG Turun

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 12:50 WIB
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri asuransi jiwa menjadi salah satu 'investor' besar di pasar modal. Sebagian besar investasinya ditaruh di reksadana dan saham.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, dari sebanyak 60 perusahaan asuransi jiwa terkumpul sekitar Rp 537 triliun aset investasi.

Dari capaian tersebut, lebih dari Rp 200 triliunnya diinvestasikan dalam bentuk obligasi atau sukuk, baik punya pemerintah maupun swasta.


Kemudian, aset investasi gabungan reksadana dan saham tercatat sebanyak lebih dari Rp 300 triliun. Reksadana dapat berbentuk fixed income atau ekuitas.

"Perusahaan asuransi adalah investor yang long term, kami tidak actively di market, karena jangka waktu investasi kami jangka panjang," kata Budi di Jakarta, Rabu, (25/10/2023).

Yang namanya investasi, pasti mengalami up trend dan down trend. Lebih jauh, Budi pun menjelaskan strategi investasi yang umum digunakan perusahaan asuransi ketika pasar sedang melemah.

Budi mengaku, ketika pasar modal atau IHSG misalnya, sedang dalam posisi pelemahan, maka pendapatan investasi perusahaan asuransi jiwa juga turun dengan persentase yang sama. Misalnya, jika pasar turun 13%, maka pendapatan investasi asuransi juga drop sekitar 11%-14%.

"Ketika market drop kami tidak pull out, bayangkan kalau Rp300 triliun ikut pull out dari bursa dropnya sedalam apa lagi?," papar Budi.

Diketahui, perusahaan asuransi menerapkan prinsip liabillity driven investment. Suatu perusahaan harus menyesuaikan investasi dengan durasi jatuh tempo nasabahnya. Sehingga pada saat jatuh tempo klaim, perusahaan bisa membayarnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor