
Investor Tinggalkan China, Arus Modal Keluar Cetak Rekor

Jakarta, CNBC Indonesia - Arus modal asing yang keluar dari China meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini membuat nilai tukar Yuan menurun, seiring juga dengan prospek ekonomi dan kejatuhan real estat terus membebani para investor.
Menurut data Administrasi Valuta Asing, arus modal yang keluar telah menjadi isu bagi China pada thaun ini. Dana sebanyak US$ 53,9 miliar telah dikirim ke luar negeri atas nama klien perbankan. Jumlah tersebut merupakan arus modal keluar bulanan terbesar sejak Januari 2016.
Akibatnya, yuan diperdagangkan di sekitar 7,30 terhadap dollar AS, mendekati level 7,34 yang dicapai pada bulan September. Tekanan turun telah melemahkan bentuk offshore dan onshore mata uang ini, terlepas dari upaya Beijing untuk mendukung nilai tukarnya.
Langkah-langkah stimulus semakin rumit dengan adanya kenaikan suku bunga di AS, membentuk spread terlebar antara imbal hasil AS dan China dalam kurun waktu lebih dari dua dekade.
Saat ini sangat sulit untuk bersaing dengan obligasi AS karena memiliki imbal hasil tertinggi sejak 2007.
Di tengah kekhawatiran bahwa suku bunga AS akan berdampak pada likuiditas global, Indeks Star 50 yang berfokus pada teknologi di Tiongkok jatuh ke titik terendah dalam tiga tahun sejarahnya, dan Indeks CSI 300 turun ke level terendah sejak awal 2019.
Hingga hari Kamis pekan lalu, asing melepas US$ 1,6 miliar. Sementara itu, neraca berjalan dan neraca modal China juga mengalami penurunan pada September. Dana asing yang keluar dari obligasi pemerintah China sebesar US$ 1,85 miliar.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aliran Modal Asing Keluar RI Pekan Lalu Capai Rp5,36 Triliun
