Asing Tarik Dana, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.930/US$
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat capital outflow yang begitu deras dari pasar domestik serta inflasi AS yang masih belum mencapai target.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.930/US$ atau melemah 0,38% bahkan di tengah perdagangan sempat menyentuh titik terlemahnya yakni Rp15.965/US$. Jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat (20/10/2023) yang ditutup di angka Rp15.870/US$.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.55 WIB menguat sebesar 0,06% menjadi 106,23. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (20/10/2023) yang berada di angka 106,16.
Ambruknya nilai tukar rupiah hari ini terjadi di tengah arus dana asing yang keluar dengan begitu derasnya khususnya pekan lalu.
Data transaksi 16 - 19 Oktober 2023 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,10 triliun di SRBI.
Lebih lanjut, capital outflow ini tidak hanya terjadi pada pekan lalu melainkan sudah terjadi bahkan dalam empat minggu beruntun.
Derasnya capital outflow ini terjadi secara beruntun sejak minggu ke-4 September khususnya dalam data transaksi 25-27 September 2023 yang tercatat nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,16 triliun di SRBI.
Dalam empat minggu terakhir, dana asing telah keluar dari Indonesia dengan total hampir Rp20 triliun dengan dominasi capital outflow dari SBN hampir Rp19 triliun.
Tidak sampai disitu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro mengungkapkan tekanan terhadap rupiah datang dari faktor global, setelah pernyataan Jerome Powell yang menyebutkan kenaikan suku bunga acuan dibutuhkan untuk membawa inflasi AS ke 2%.
"Sentimen ini membawa Dollar Index terus tinggi di 106. Hari ini mata uang regional mostly melemah, terhadap dolar AS," ujar Andry kepada CNBC Indonesia, Senin (23/10/2023).
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Intervensi ditujukan pada spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
"Kami terus mengawal dengan masuk pasar baik di spot maupun di DNDF," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Senin (23/10/2022)
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)