Jurus Restrukturisasi WIKA, Urus Utang hingga Tambah Modal
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi milik BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dalam upaya restrukturisasi untuk penyehatan kondisi keuangan dengan melakukan 8 metode. Hal itu telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
"Dalam rencana restrukturisasi, perseroan mengusulkan 8 metode penyehatan keuangan sebagai metode restrukturisasi yang akan dilakukan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/10).
Metode restrukturisasi tersebut di antaranya, pertama adalah restrukturisasi keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan keringanan pembayaran pokok dan/atau bunga dalam rangka mengurangi tekanan kas jangka pendek sampai menengah melalui penandatanganan perjanjian restrukturisasi dengan seluruh kreditur perseroan termasuk dokumen jaminan apabila diperlukan.
Kedua, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko dengan cara memperbaiki prosedur dan model operasi untuk memastikan adanya proses check & balance dalam setiap aktivitas.
Ketiga, percepatan penagihan piutang bermasalah dengan pembentukan unit khusus penagihan piutang dan menjalankan proses klaim baik melalui negosiasi bilateral, mediasi lembaga yang berwenang maupun litigasi melalui pengadilan dan/atau badan arbitrase domestik maupun internasional.
Keempat, melalui asset recycling atau divestasi atas aset-aset non-core Perseroan dalam rangka mendapatkan dana tunai untuk perkuatan permodalan Perseroan.
Kelima, perbaikan portofolio orderbook dengan berfokus kepada proyek-proyek yang memiliki pembayaran monthly progress dengan tujuan mengurangi defisit kas dan kebutuhan modal kerja
Keenam, menurunkan operating expense sebesar minimal 25% secara jangka panjang jika dibandingkan tanpa inisiatif.
Ketujuh, melalui restrukturisasi dan/atau penurunan pinjaman supply chain financing sebagai bagian dari restrukturisasi pinjaman perbankan dan/atau lembaga keuangan secara keseluruhan.
Terakhir, penguatan struktur permodalan melalui rights issue atau penerbitan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Saat ini Perseroan telah melakukan beberapa hal seperti, penerapan ERP SAP sejak Maret 2023, Live Four Eyes review checkpoint proyek, penerapan manning pegawai di proyek secara SAP, locking nominal work in progress maksimal melalui SAP, perbaikan prosedur pengambilan proyek yang meliputi analisa pengguna jasa, tahapan lelang dan analisa mitra KSO.
Selanjutnya, perbaikan prosedur kontrak konstruksi, perbaikan kategori dan threshold project turnkey, penggunaan Biro Kredit dalam seleksi vendor dan mitra KSO, live dashboard keuangan sampai level proyek, pembentukan unit Special Asset Management telah selesai di tahun 2022.
Selain itu, juga telah dilakukan 3 divestasi di tahun 2022 yaitu BUJT ruas tol Kunciran-
Cengkareng, Pelabuhan Belawan Medan dan WIKA Industri Manufaktur, pada tahun 2022, total orderbook dengan pola pembayaran monthly progress mencapai 95%.
Di sisi lain juga dilakukan efisiensi pegawai dengan memiliki total pegawai induk per Juli 2023 adalah 4.849 orang, turun 930 orang dibandingkan posisi Februari 2022.
"Saat ini Perseroan sudah mengajukan Standstill kepada 15 Lenders Perseroan yang akan dilakukan finalisasi melalui Master Restructuring Agreement (MRA)," sebutnya.
Selain hal itu, perseroan akan melakukan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk Mudharabah (RUPSU) pada 20 Oktober 2023 untuk mengajukan perpanjangan jangka waktu Obligasi dan Sukuk Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I yang akan jatuh tempo pada 18 Desember 2023 dengan tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi dan sukuk selama masa periode standstill dan perpanjangan obligasi/sukuk berlangsung.
Adapun dampak restrukturisasi tersebut terhadap kondisi keuangan dan kegiatan operasional, perseroan mentargetkan adanya penguatan arus kas perseroan, memperbaiki portfolio orderbook konstruksi dengan berfokus kepada proyek-proyek yang memiliki pembayaran monthly progress dengan tujuan mengurangi defisit kas dan kebutuhan modal kerja.
Selain itu, penurunan Biaya Usaha Perseroan yang ditargetkan 25% sampai dengan
tahun 2025. Serta, penguatan struktur permodalan perusahaan dengan mengusulkan tambahan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui skema Rights Issue.
"Sampai saat ini tidak ada kejadian material yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan," pungkasnya.
(mkh/mkh)