
Gawat! Inflasi RI Terancam Harga Energi & Pangan Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencermati sejumlah risiko yang dapat menimbulkan tekanan pada laju inflasi Tanah Air.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan salah satu ancaman yang dilihat adalah dampak kenaikan harga energi dan pangan global dan tekanan depresiasi nilai tukar terhadap harga-harga barang impor atau imported inflation.
"Untuk itu, BI terus perkuat bauran kebijakan moneter dan penguatan sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan inflasi tetap terkendali sesuai sasaran 3% plus minus 1% 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada 2024," kata Perry.
Menurutnya, BI terus melakukan inovasi untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter dalam memastikan inflasi terkendali dan nilai tukar tetap stabil.
Dari data BPS, inflasi IHK pada September 2023 tercatat rendah 2,28%. Angka ini lebih rendah dari inflasi IHK Agustus, sebesar 3,27%.
"Penurunan inflasi ini didukung inflasi inti yang menurun menjadi 2% yoy dan inflasi kelompok administered prices yang juga lebih rendah menjadi 1,99% yoy," ujar Perry.
Sementara itu, kelompok harga pangan yang bergejolak mengalami inflasi 3,62% yoy
Sedikit meningkat dibanding inflasi bln sebelumnya yang sebsar 2,42% yoy sejalan kenaian harga beras dan daging sapi.
"Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata konsistensi kebijaan moneter dan eratnya pengendalian inflasi antar BI dan pemerintah baik di pusat dan daerah dalam TPIP dan TPIF melaui penguatan GNPIP di berbagai daerah." kata Perry.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI 'Pede' Inflasi Bakal Menjinak ke Level 3% di Akhir 2023