Pasar Harap Tenang! BI Ungkap Pasokan Dolar Eksportir Lancar

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Kamis, 19/10/2023 08:55 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar Amerika Serikat (AS) di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah berlanjutnya penguatan dolar AS yang melibas banyak mata uang, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pihaknya tetap berada di pasar untuk melakukan stabilitas nilai tukar rupiah.

Dari data Refinitiv, Rabu (19/10/2023), rupiah ditutup di angka 15.725/US$ atau melemah 0,10% terhadap dolar AS dan sepanjang perdagangan, rupiah sempat menyentuh titik terlemahnya yaitu Rp15.735/US$. Posisi ini berbeda dengan penutupan perdagangan kemarin yang ditutup di angka Rp15.710/US$.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada Rabu ada di posisi berada di posisi 106, 7 atau naik dibandingkan penutupan perdagangan Selasa (17/10/2023) yang ditutup di angka 106,25.


Pelemahan rupiah masih dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menegaskan bank sentral selalu ada di pasar. Dia juga memastikan bahwa likuiditas dolar AS tetap aman, seiring dengan adanya pasokan dari eksportir.

"Kami selalu berada di pasar. Supply dari eksportir masih terjadi," kata Edi, kepada CNBC Indonesia, Rabu malam (19/10/2023).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini, Kamis (19/10/2023), akan mengumumkan posisi suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral RI tersebut masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75% pada pertemuan hari ini dan besok.

Namun, pelaku pasar juga menunggu apakah Gubernur BI Perry Warjiyo akan memberi sinyal-sinyal yang berbeda untuk kebijakan mendatang mengingat The Fed diproyeksi masih akan hawkish.

Polling yang dilakukan CNBC Indonesia terhadap 14 instansi/lembaga, 13 di antaranya berekspektasi bahwa BI akan menahan suku bunganya, sementara satu lembaga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,0%.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS