
Saham PGEO Melesat Lagi, Dua Hari Nyaris 12%

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau kembali melesat pada perdagangan sesi I Rabu (18/10/2023).
Per pukul 11:08 WIB, saham PGEO melonjak 3,57% ke posisi Rp 1.450/unit. Saham PGEO pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.390 - Rp 1.480 per unit.
Saham PGEO sudah ditransaksikan sebanyak 16.535 kali dengan volume sebesar 118,6 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 171,27 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 60,02 triliun.
Hingga pukul 11:08 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.420/unit, menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 32.833 lot atau sekitar Rp 4,7 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.475/unit, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 30.724 lot atau sekitar Rp 4,5 miliar.
Saham PGEO mulai kembali bangkit sejak kemarin, setelah terkoreksi selama enam hari beruntun sejak perdagangan Senin pekan lalu hingga Senin awal pekan ini. Dalam dua hari terakhir sejak kemarin, saham PGEO sudah melesat hingga 11,97%.
Sejatinya, prospek saham PGEO masih menarik karena sektor energi baru dan terbarukan (EBT) dapat menjadi angin segar bagi percepatan transisi energi bersih di Indonesia.
EBT memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki kapasitas mumpuni tetapi sayang masih belum dapat dimaksimalkan.
PGEO diprediksi akan terus berkembang dan melakukan ekspansi bisnis, sehingga membutuhkan pendanaan untuk mendorong bisnis.
Kemudian, dari segi keuangan dan kapitalisasi pasar PGEO cukup baik. Utang PGEO pun mayoritas jangka panjang dan aman. Selain itu PGEO telah melakukan penerbitan green bond.
Di lain sisi, PGEO tengah menggandeng konsorsium Chevron New Energies melalui PT Jasa Daya Chevron (Chevron) untuk membentuk badan usaha lokal di sektor panas bumi.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kedua belah pihak telah melalukan pendatanganan beberapa perjanjian pada tanggal 3 Oktober 2023 di Jakarta.
Nantinya, perjanjian tersebut akan menjadi dasar dari pembentukan badan usaha lokal yang baru dan penempatan dana komitmen eksplorasi pada rekening bersama.
"Kerja sama ini untuk membangun landasan hukum yang kuat dan kerangka kerja komersial yang dapat diterima oleh pihak-pihak dalam konsorsium dan pemerintah Indonesia, serta juga sejalan dengan peraturan-peraturan terkait," tulis manajemen, dikutip Rabu (4/10/2023).
Manajemen menjelaskan, badan usaha baru tersebut akan secara resmi menjadi pemegang Izin Panas Bumi (IPB) atas wilayah kerja dan akan melakukan berbagai kegiatan pada tahap eksplorasi, termasuk di antaranya berbagai pekerjaan survei dan pemboran eksplorasi, yang termasuk di antaranya berbagai pekerjaan survei dan pemboran eksplorasi.
Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan menyusul keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikeluarkan pada 12 Juni 2023 terkait penetapan konsorsium PGEO dan Chevron selaku pemenang lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di daerah Way Ratai, Provinsi Lampung.
Adapun konsorsium ini telah bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam beberapa bulan terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PGEO Tetapkan Harga MESOP Tahap I Rp 648 Per Saham
