Wamen BUMN Ingin Kereta Cepat Gratis, Tapi...

Feri Sandria, CNBC Indonesia
17 October 2023 17:30
Peresmian bersama Menhub, Wamen BUMN II dan Jajaran Direksi Himbara saat launching Penjualan Tiket Whoosh di Aplikasi Mobile. (CNBC indonesia/Feri Sandria)
Foto: Peresmian bersama Menhub, Wamen BUMN II dan Jajaran Direksi Himbara saat launching Penjualan Tiket Whoosh di Aplikasi Mobile. (CNBC indonesia/Feri Sandria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa dirinya menginginkan agar Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dapat dirasakan oleh semua masyarakat. Meski demikian ia mengaku hal ini tidak mungkin terjadi karena akan membebankan bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Memang harapannya dari kami ingin memberikan kereta cepat tidak bayar terus tapi KCIC-nya nanti yang agak berat," sebut Rosan dalam acara Launching Penjualan Tiket Whoosh di Aplikasi Mobile di Stasiun KCIC Halim, Selasa (17/10).

Sebelumnya KCIC telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2 Oktober lalu dan telah memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk melakukan uji coba secara gratis. Mulai Rabu (18/10) besok akan ada 14 perjalan kereta setiap hari yang dioperasikan oleh KCIC dengan harga tiket dibanderol Rp 300.000 per penumpang.

Dalam acara yang ikut dihadiri oleh Menteri Perhubungan dan jajaran petinggi himpunan bank milik negara (Himbara), Rosan mengungkapkan bahwa Kereta Cepat merupakan moda transportasi penting karena memiliki peran besar dalam mengurangi emisi, dibandingkan dengan moda transportasi darat lain seperti mobil.

"Kami mengharapkan dengan adanya kereta cepat masyarakat bisa bisa beralih moda sehingga udara bisa lebih baik," ungkap Rosan.

Di depan para petinggi bank himbara, Wamen BUMN II juga mengungkapkan agar segenap pemangku kepentingan dapat mensukseskan hajatan besar ini dan memberikan insentif kepada masyrakat bila memungkinkan.

"Kalau ada voucher boleh diberikan lebih banyak (tiket) kereta cepat," pungkas Rosan.

Sebelumnya, terkait polemik utang KCIC, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan pembayaran utang atas proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan ditanggung oleh PT KAI (Persero) dan bukan berasal dari kucuran dana APBN.

Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo meminta, agar masyarakat tidak perlu cemas karena utang tersebut bukanlah dibebankan kepada rakyat.

Sumber pembayaran juga dari tiket, bukan ditanggung rakyat Indonesia, itu juga jadi utang KAI, yang perusahaan sehat. Kalau dibilang ditanggung masyarakat Indonesia narasi keliru," ujarnya, dikutip Selasa (10/10).

Pria yang akrab disapa Tiko ini melanjutkan, kesepakatan besaran bunga pinjaman utang atas pembengkakan biaya atau cost overrun proyek KCJB tersebut ditargetkan pakan depan. Saat ini, pihaknya masih melakukan negosiasi.

Seperti diketahui, awalnya proyek KCJB akan menelan biaya sebesar US$ 6,07 miliar. Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk proyek tersebut sekitar 75%

Namun, dalam perjalanannya biaya proyek tersebut membengkak (cost overrun) sebesar US$ 1,2 miliar. Namun, beban cost overrun itu dibagi dua antara China dan Indonesia. Indonesia harus membayar sekitar US$ 720 juta dan mendapat pinjaman dari CBD untuk membayar cost overrun sebesar US$ 550 juta dengan bunga 3,4% dan tenor 30 tahun.


(fsd/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru 3 Hari Jadi Wamen BUMN II, Rosan Mau Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular