Meski Stok AS Melonjak, Harga Minyak Naik Karena Perang Gaza

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
13 October 2023 09:25
PT Pertamina Hulu Energi
Foto: dok PT Pertamina Hulu Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat pada perdagangan Jumat (13/10/2023) setelah penurunan tiga hari beruntun terutama untuk minyak wti.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,72% di posisi US$83,51 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka naik 0,41% ke posisi US$86,35 per barel.

Pada perdagangan Kamis (12/10/2023), minyak WTI ditutup melemah 0,69% ke posisi US$82,91 per barel, sementara harga minyak brent ditutup menguat tipis 0,21% ke posisi US$86 per barel.

Harga minyak masih bergejolak pada perdagangan hari Kamis, setelah peningkatan besar stok minyak mentah AS melebihi ekspektasi bahwa suku bunga AS telah mencapai puncaknya.

Produksi minyak mentah AS naik ke rekor 13,2 juta barel per hari pada minggu lalu, berdasarkan data pemerintah pada hari Kamis, melampaui puncak sebelumnya yang dicapai pada tahun 2020 sebelum pandemi Covid-19 menghancurkan permintaan minyak global.

Output di negara produsen minyak terbesar dunia tersebut pulih secara perlahan selama tiga tahun terakhir karena perusahaan-perusahaan menggunakan keuntungan yang sangat besar untuk meningkatkan dividen dan pembelian kembali dibandingkan pengeluaran untuk meningkatkan pengeboran dan produksi secara cepat.

Rekor produksi minyak AS terjadi ketika Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan sukarela di atas pembatasan OPEC+ sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.

Produksi minyak AS naik 300.000 barel per hari menjadi 13,2 juta barel per hari dalam pekan hingga 6 Oktober, yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2020, ketika produksi mencapai 13,1 juta barel per hari.

Para pelaku pasar memperkirakan produksi minyak mentah AS akan tetap tinggi karena pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk menjaga harga cukup tinggi sehingga mendorong para pengebor memproduksi lebih banyak minyak.

Produksi di beberapa wilayah AS pulih lebih cepat. Produksi di Permian Basin di Texas dan New Mexico, ladang minyak terbesar AS, mencapai rekor 5,83 juta barel per hari pada bulan Juni.

Produksi minyak mentah tahunan di AS terakhir kali mencapai rekor tertinggi sebesar 12,3 juta barel per hari pada tahun 2019. Produksi tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 1,01 juta barel per hari menjadi 12,92 juta barel per hari pada tahun 2023, dan sebesar 200.000 barel per hari menjadi 13,12 juta barel per hari pada tahun 2024.

Meskipun produksi meningkat hingga mencapai rekor tertinggi, jumlah rig yang beroperasi di ladang minyak AS telah menurun tahun ini. Dalam sepekan hingga 6 Oktober, jumlah rig turun menjadi 497, terendah sejak Februari 2022.

Namun, para produsen AS memeras lebih banyak minyak dari ladang serpih dengan pengeboran horizontal yang lebih lama dan fracking yang lebih simultan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Hamas Vs Israel Bikin Harga Minyak Dunia Naik 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular