Market Commentary

Saham BBRI Merangkak Naik, Sejak Senin Melonjak 4% Lebih

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 12/10/2023 11:11 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau kembali melesat pada perdagangan sesi I Kamis (12/10/2023).

Per pukul 10:54 WIB, saham BBRI melonjak 1,9% ke posisi Rp 5.350/unit. Saham BBRI pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 5.275 - Rp 5.350 per unit.

Dari penutupan perdagangan Senin awal pekan ini hingga perdagangan sesi I hari ini, saham BBRI sudah melesat 4,39%.


Saham BBRI sudah ditransaksikan sebanyak 5.736 kali dengan volume sebesar 56,18 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 298,69 miliar.

Hingga pukul 10:54 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 5.250/unit, menjadi antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 108.966 lot atau sekitar Rp 57 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 5.400/unit, menjadi antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 149.431 lot atau sekitar Rp 81 miliar.

Saham BBRI melesat jelang perilisan kinerja keuangan pada kuartal III-2023. BBRI diperkirakan akan kembali mencetak rekor laba di industri perbankan. Hal ini seiring dengan rasio profitabilitas bank yang semakin kuat.

Realisasi laba BRI hingga semester I-2023 sebesar Rp 29,56 triliun, naik 18,8% (year-on-year/yoy). Dengan asumsi capaian paruh pertama tahun ini, laba akhir tahun bank bisa mencapai Rp 60 triliun.

Mengutip laporan publikasi, satu pendongkrak laba BRI pada semester I-2023 di tengah era suku bunga tinggi adalah pendapatan non-bunga. Komponen tersebut tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan bunga bersih.

Pendapatan bunga bank naik 11,4% (yoy), tetapi beban bunga melesat 63,7% (yoy). Alhasil pendapatan bunga bersih bank hanya naik 1,4% (yoy) menjadi Rp 65,54 triliun, dari sebelumnya Rp 64,61 triliun.

Adapun per Juni 2023, pendapatan non-bunga BRI naik 22,9% (yoy) menjadi Rp 21,13 triliun. Bila dirinci, sebagian besar merupakan kontribusi pendapatan komisi yang mencapai Rp 10,22 triliun.

Sementara itu, tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) BBRI bertahan di level 20%. Per Juni 2023, ROE bank mencapai 20,01%.

Angka tersebut merupakan capaian tertinggi bank dalam 5 tahun terakhir. Sepanjang 2018-2022, ROE BRI sebesar 17%-18% dan sempat anjlok pada masa pandemi Covid-19 ke level 10,52%.

ROE tersebut dicapai dengan rasio permodalan BRI yang terbilang sangat gemuk. Per Juni 2023, capital adequacy ratio (CAR) BRI sebesar 26,65%.

Pada periode yang sama, kualitas aset BRI membaik dibandingkan tahun lalu, sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan laba bank ke depan. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun 31 basis poin (bp) menjadi 2,95%.

Berdasarkan laporan publikasi perusahaan, kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment bank turun 19,87% (yoy) menjadi Rp 14,02 triliun.

BRI juga tercatat melakukan sejumlah efisiensi yang terlihat dari cost to income ratio (CIR) bank yang turun 20 bp menjadi 26,65%. Angka ini turun seiring dengan dana murah yang semakin gemuk dan penurunan credit cost.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pilah Pilih Investasi "Harga Diskon" Saat Ekonomi Melemah