Harga Minyak Dunia Melejit Imbas Perang Hamas Vs Israel

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Selasa, 10/10/2023 09:25 WIB
Foto: Warga melihat kepulan asap kilang bahan bakar minyak yang terbakar di Krasnodar, Rusia, Rabu (3/5/2023) waktu setempat. (REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat pada perdagangan Selasa (10/10/2023) karena kekhawatiran konflik Timur Tengah yang menambah ketatnya pasokan.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,06% di posisi US$86,43 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka naik tipis 0,02% ke posisi US$88,17 per barel.


Pada perdagangan Senin (9/10/2023), minyak WTI ditutup melesat 4,34% ke posisi US$86,38 per barel, begitu juga dengan harga minyak brent ditutup melejit 4,22% ke posisi US$88,15 per barel.

Harga minyak melonjak 4% pada hari Senin, menutup kerugian besar pada minggu lalu, karena bentrokan militer antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas memicu kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas dapat mempengaruhi pasokan minyak dari Timur Tengah.

Pada hari Sabtu, Hamas melancarkan serangan militer terbesar terhadap Israel dalam beberapa dekade. Israel membalas dengan gelombang serangan udara ke Gaza.

Hasil yang paling serius bagi minyak mentah adalah konflik ini akan meningkat menjadi perang proksi yang lebih dahsyat dan dapat mempengaruhi pasokan minyak mentah.

Pelabuhan Ashkelon di Israel dan terminal minyaknya telah ditutup setelah konflik tersebut, menurut beberapa sumber.

Letusan kekerasan mengancam akan menggagalkan upaya AS untuk menengahi pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Israel, di mana kerajaan tersebut akan menormalisasi hubungan dengan Israel dengan imbalan kesepakatan pertahanan antara Washington dan Riyadh.

Para pejabat Saudi dilaporkan pada hari Jumat mengatakan kepada Gedung Putih bahwa mereka bersedia meningkatkan produksi tahun depan sebagai bagian dari usulan kesepakatan Israel.

Goldman Sachs mengatakan konflik tersebut mengurangi kemungkinan normalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi, dan peningkatan produksi Saudi dari waktu ke waktu. Mereka tidak melihat dampak besar langsung terhadap persediaan minyak jangka pendek akibat serangan tersebut.

Riyadh dan Moskow telah menyetujui pengurangan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun 2023. Gangguan baru akan memperburuk keterbatasan pasokan yang diperkirakan akan terjadi hingga sisa tahun ini.

Para analis berpendapat bahwa dampak konflik ini dapat mencakup potensi perlambatan ekspor Iran, yang telah tumbuh secara signifikan tahun ini, meskipun ada sanksi dari AS.

"Jika AS menilai Iran terlibat dalam serangan Hamas, hal ini dapat menyebabkan mereka menghancurkan ekspor minyak Iran dengan menerapkan sanksi yang lebih ketat," ucap Caroline Bain, kepala ekonom komoditas di Capital Economics.

Produksi Iran telah meningkat hampir 600.000 barel per hari selama setahun terakhir sementara minyak mentah yang disimpan di dalam dan di luar negeri telah dijual ke pasar, mengurangi beberapa pembatasan yang diatur oleh Arab Saudi dan Rusia, menurut Ole Hansen dari Saxo Bank.

Sementara itu, Venezuela dan AS telah mencapai kemajuan dalam perundingan yang dapat memberikan keringanan sanksi kepada Caracas dengan mengizinkan setidaknya satu perusahaan minyak asing tambahan mengambil minyak mentah Venezuela untuk pembayaran utang jika Presiden Nicolas Maduro melanjutkan perundingan dengan oposisi di Meksiko.

Konflik ini kemungkinan akan menyebabkan volatilitas dan spekulasi yang lebih tinggi di pasar minyak, menurut CEO Petrobras Brazil.

Dari sisi permintaan, maskapai penerbangan internasional besar telah mengurangi penerbangan menuju atau dari Tel Aviv setelah serangan tersebut. Harga minyak yang tinggi akibat konflik tersebut dapat meningkatkan inflasi, sehingga memaksa kenaikan suku bunga yang dapat mengurangi permintaan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?