OJK: Bank di RI Tahan Guncangan Era Suku Bunga Tinggi
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat permodalan dan likuiditas sektor perbankan dalam kondisi kuat di tengah era suku bunga tinggi The Fed yang diperkirakan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) per Agustus 2023 sebesar 27,66%.
Di tengah peningkatan fluktuasi surat utang AS risiko, rasio CAR perbankan di Indonesia diyakini mampu menyerap potensi risiko. "Ke depan patut dicermati tingginya risiko ketidakpastian dan geopolitical dan suku bunga hawkish," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK September 2023, Senin (9/10/2023).
Seiring dengan hal tersebut, fungsi intermediasi melaju lebih kuat pada periode yang sama, yakni naik 9,06% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 6.739 triliun. Sebagai informasi, pada bulan Juni 2023, pertumbuhan kredit mencapai 8,54% yoy.
"Tertinggi kredit investasi dari bank umum swasta domestik," katanya.
Pada periode yang sama posisi likuidiitas industri perbankan dalam kondisi sehat. Rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK), masing-masing, 118,5% dan 26,49%.
Meskipun rasio likudiitas bank, kata Dian, turun, posisi Agustus 2023 masih jauh di atas batas bawah.
Adapun per Agustus 2023, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,24% yoy menjadi Rp 8.082 triliun.
(mkh/mkh)