Bunga Paylater BCA VS Rata-rata Industri, Mana Lebih Murah?

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Rabu, 04/10/2023 11:55 WIB
Foto: Ilustrasi bank BCA. (REUTERS/Willy Kurniawan/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai pihak berlomba-lomba untuk menyediakan layanan Buy Now Pay Later (BNPL), tak terkecuali perbankan. Mereka pun bersaing untuk menyediakan bunga yang lebih rendah.

Pemain besar di industri perbankan PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) tak mau kalah masuk ke sektor pembayaran ini. Bank BCA telah resmi meluncurkan layanan menunda atau mencicil pembayaran atau Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylaternya pada 30 September 2023 lalu.

Melansir laman resminya, Dalam fitur ini, nasabah BCA bisa mengambil kredit dengan limit hingga Rp 20.000.000 dengan mekanisme revolving.


Dalam peluncuran perdananya, BCA memberikan promo khusus bunga 0% untuk cicilan 1 dan 3 bulan hingga 31 Januari 2024 dan Bunga 1,25% untuk cicilan 6 dan 12 bulan hingga 31 Maret 2024.

"Adapun suku bunga normal mencapai 2% flat per bulan, dengan pilihan jangka waktu tenor cicilan 1, 3, 6, atau 12 bulan," sebagaimana tertulis dalam situs resminya tersebut. 

Nilai ini lebih rendah dari suku bunga rata-rata Pay Later di industri. Direktur Utama PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) Yohanes Arts Abimanyu sebelumnya mengungkapkan suku bunga BNPL rata-rata berkisar di 42,26% per tahun (pa), atau sekitar 3% per bulan.

"Suku bunga BNPL rata2 42,26% (pa)," ungkap Yohanes beberapa waktu lalu.

Di lain kesempatkan, Pefindo mencatat jumlah outstanding amount atau jumlah utang yang belum terbayarkan dari BNPL sebesar Rp 25,16 triliun per semester I-2023. Sementara total outstanding yang termasuk kredit macet atau non performing loan (NPL) sebesar Rp 2,15 triliun.

Besaran tersebut berasal dari sekitar 13 juta pengguna BNPL, yang mana sudah melampaui lebih 2 kali lipat pengguna kartu kredit yang sebanyak 6 juta.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gaet Anak Muda Jadi Investor Ritel, BRIDS Pakai Fitur Andalan