Breaking! Lagi-Lagi Rupiah Ambruk, Dolar AS Tembus Rp15.630

Revo M, CNBC Indonesia
04 October 2023 09:41
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpantau anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di saat indeks dolar AS (DXY) terus menerus menguat dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun semakin menarik minat investor.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah menembus level psikologis Rp15.600/US$ dan bahkan menyentuh angka Rp15.630/US$ atau melemah 0,35%.

DXY terpantau terus mengalami kenaikan khususnya dalam empat hari terakhir yang menguat secara konsisten dan signifikan. Pada 29 September tercatat DXY berada di angka 106,22 dan pada hari ini DXY berada di posisi 107,11 atau naik 0,83% dalam empat hari.

Apresiasi DXY telah terjadi sejak pertengahan Juli 2023 yang berada di kisaran 99,9 hingga terjadi penguatan sebesar lebih dari 7% dalam waktu kurang dari tiga bulan saja.

Tidak sampai disitu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga ikut mengalami apresiasi bahkan per hari ini menyentuh angka 4,84% atau telah naik 5,9% dari 29 September yang berada di posisi 4,57%.

Kenaikan imbal hasil AS ini semakin menarik investor untuk masuk dan memberikan capital inflow kepada AS atau dengan kata lain, negara-negara emerging market seperti Indonesia semakin ditinggalkan (terjadi capital outflow).

Untuk diketahui, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan investor asing masih meninggalkan pasar keuangan Indonesia sehingga terjadi capital outflow. Data transaksi BI pada 25 - 27 September 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham dan beli neto Rp2,16 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartanto mengatakan kondisi pelemahan itu masih disebabkan oleh penguatan ekonomi Amerika Serikat. Namun, dia pun tak menjelaskan respons apa yang akan dilakukan pemerintah menjaga daya tahan dan stabilitas rupiah ke depan.

"Ya, kan perekonomian Amerika menguat, tentu kan kita kalau bicara rupiah tidak bicara harian," tegas Airlangga saat ditemui di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular