Dolar Rp 15.450, September Jadi Bulan Terkelam Rupiah

mza, CNBC Indonesia
29 September 2023 17:57
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah ditutup menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan dari dalam negeri.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.450/US$ atau terapresiasi 0,42% terhadap dolar AS. Kendati rupiah menguat hari ini, Bulan September menjadi salah satu yang terkelam, setelah Mei. Sepanjang September, rupiah melemah 1,9%. 

Pada Kamis (28/9/2023), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal pengangguran naik sebanyak 2.000 menjadi 204.000, yang telah disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir pada 23 September.

Angka tersebut berada di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan sebesar 215.000, sehingga harapan untuk kebijakan hawkish dari bank sentral AS (The Fed) semakin memperkuat.

Klaim tunjangan pengangguran pada bulan ini berada dalam kisaran terendah antara 194.000 hingga 265.000 selama tahun 2023. Jumlah orang yang menerima manfaat setelah minggu pertama bantuan, yang dianggap sebagai indikator perekrutan, mengalami peningkatan sebanyak 12.000, mencapai angka yang masih relatif rendah, yaitu 1.670 juta, selama pekan yang berakhir pada bulan September.

Pada malam hari (29/9/2023), akan dirilis data Indeks Harga Belanja Konsumen Pribadi (PCE) yang diproyeksikan akan meningkat menjadi 3,5% secara tahunan untuk periode Agustus, dibandingkan dengan sebelumnya yang sebesar 3,3% secara tahunan.

Kenaikan PCE ini berpotensi membuat suku bunga The Fed tetap tinggi, memperkuat sikap hawkish dari The Fed. Menurut perangkat CME FedWatch, sebanyak 14,1% mengindikasikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan awal November mendatang. Sementara itu, probabilitas yang lebih tinggi terlihat pada pertemuan Desember, dengan 32,8% menyatakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga menjadi kisaran 5,50-5,75%.

Sementara itu, sentimen dari dalam negeri muncul dari repatriasi dividen yang menyebabkan aliran dana keluar. Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, menyatakan bahwa selain pengaruh global, fluktuasi nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh repatriasi dividen.

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menambahkan bahwa pencairan dividen terjadi setiap tahun pada bulan Mei dan September 2023, yang mencakup dividen pertengahan tahun dan dividen keseluruhan tahun.

Permintaan dolar AS di dalam negeri cenderung meningkat 1-2 bulan sebelum pencairan dividen, menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah khususnya dalam jangka waktu lebih panjang, selain pengaruh sentimen global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular