Dolar Tembus Rp15.500, Tenang Rupiah Punya Peluang Bangkit!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 27/09/2023 15:55 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Rabu (27/9/2023). Mata uang Garuda ni bahkan sempat menyentuh level Rp 15.520/US$ pada pukul 10:08 WIB. 

Merujuk dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka Rp 15.475/US$ atau menguat 0,06% terhadap dolar AS meskipun beberapa menit setelahnya rupiah malah balik melemah hingga hampir menyentuh level psikologis baru tepatnya di angka Rp 15.495/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada Rabu (27/9/2023) pun mengalami pelemahan menjadi 106,18 jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di posisi 106,23.


Head of Macroeconomic & Financial Market Research, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Kahfi Riza mengatakan pelemahan Rupiah tidak lepas dari dampak keputusan The Fed untuk menahan suku namun tetap hawkish guna menekan inflasi AS.

Selain itu, masih tingginya ketidakpastian di Eropa juga membuat investor untuk kembali memburu dolar AS sebagai safe haven dan mengamankan aset, sehingga menekan mata uang negara emerging termasuk rupiah.

"Ini salah satu yang kita antisipasi, dari keputusan the Fed untuk menahan suku bunga 5,5%. Artinya, tidak ada tanda-tanda untuk cut rate ya," paparnya kepada CNBC Indonesia TV, Rabu (28/9/2023).

Selain itu, dia melihat masih tingginya ketidakpastian di Eropa juga membuat investor untuk kembali memburu dolar AS sebagai safe haven dan mengamankan aset sehingga menekan mata uang negara emerging termasuk Rupiah.

Bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), telah menaikkan suku bunganya hingga 25 basis poin menjadi 4,5%.

"Ini adalah kenaikan kesepuluh kalinya, namun inflasinya masih 5,3%," ujarnya. Kondisi AS dan Eropa inilah yang memicu investor membeli warrant bank.

"Ini yang menyebabkan kenapa demand terhadap dolar naik," tegasnya.

Namun, Kahfi melihat rupiah memiliki peluang untuk menguat pekan depan dengan adanya rilis data ekonomi Tanah Air. Salah satunya, data Indeks Harga Konsumen (IHK).

Selain itu, government shutdown di AS membuka peluang bagi rupiah untuk rebound. Adapun, risiko shutdown ini bisa terjadi pada 1 Oktober 2023.

"Oktober ini masa-masa krusial bagi rupiah, khususnya mata uang Asia, untuk sedikit banyak melakukan perlawanan," katanya.

Kahfi memperkirakan rupiah akan rebound ke posisi Rp 15.200 - Rp 15.400/US$.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS