BUAH Pakai Rp45 M Dana IPO Untuk Ekspansi Bisnis Buah Impor
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pedagang buah-buahan PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) atau SKI telah membelanjakan Rp 45.86 miliar dana hasil IPO-nya. Dana segar itu digunakan untuk menyokong ekspansi bisnis penjualan buah impornya ke masyarakat.
Merujuk pada keterbukaan informasi BEI, BUAH baru menggunakan sekitar 61% dana hasil penawaran umumnya setelah berhasil melakukan initial public offering (IPO) pada 31 Juli 2023. BUAH mendapat dana segar sebesar Rp 73.84 miliar saat IPO tahun lalu. Per 31 Desember 2022 dana yang belum ia gunakan sebesar Rp 34.19 miliar.
Sementara itu, sepanjang periode 1 Januari 2023 sampai dengan 30 Juni 2023, Perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum saham perdana tersebut sebesar Rp 6.21 miliar untuk keperluan capital expenditure atau modal kerja.
Manajemen BUAH merinci, capex tersebut terdiri dari pembelian kendaraan sebesar Rp 1.27 miliar, pembelian mesin sebesar Rp 4.07 miliar, dan pembelian inventaris kantor sebesar Rp 864.42 juta.
Dengan begitu, sisa dana hasil penawaran umum saham perdana yang dilaporkan oleh Perseroan per 30 Juni 2023 adalah sebesar Rp 27.97 miliar.
Dalam keterangan terpisah, Renny Lauren Selaku Direktur Utama BUAH mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong ekspansi bisnis selepas IPO dengan membuka cabang ke berbagai daerah yang belum terjangkau dengan produk buah impor.
"Melalui pembukaan rantai distribusi baru ini, tentunya tingkat konsumsi masyarakat dapat terus tumbuh beriringan dengan pembukaan cabang yang kami lakukan karena semakin mudahnya akses masyarakat terhadap produk buah segar & berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau," ujar Renny, dikutip Selasa, (25/9/2023).
Hingga saat ini, PT Segar Kumala Indonesia Tbk memiliki 13 cabang atau cold storage yang tersebar di berbagai wilayah mulai dari Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Ambon, Balikpapan, Kendari, Palu, Makassar, Manado serta yang terbaru di pulau Bangka.
BUAH melihat peluang yang sangat besar lantaran penetrasi konsumen buah-buahan di Indonesia masih minim. Melansir dari data Badan Pusat Statiska (BPS) tahun 2021, rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia terhadap buah - buahan hanya sebesar 81,14 gram/kapita/hari.
Angka ini baru mencukupi 54,09% dari batas minimal angka kecukupan gizi harian yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
(fsd/fsd)