
Citi Indonesia Dorong Target Kredit ESG Global Rp 15.371 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri perbankan mulai mendorong porsi pembiayaan hijau atau green loan dalam rangka mendukung target pemerintah net zero emission (NZE) 2060. Upaya ini juga tidak terlepas dari penerapanEnvironmental, Social, and Governance (ESG).
Raksasa perbankan Amerika Serikat, Citigroup pun memiliki komitmen global utuk memberikan total pendanaan ESG sebesar US$ 1 triliun atau Rp 15.371 triliun pada tahun 2030. Adapun per akhir tahun 2022, tercatat Citigroup secara keseluruhan telah US$ 348,5 miliar, dengan Asia Pasifik menyumbang 9,5% sebesar US$ 33,3 miliar.
Guna mendukung rencana ini, Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) akan mendorong pendanaan dalam transaksi rendah karbon. Dalam hal ini, Director & Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni Ayu Anjungsari menyampaikan pihaknya akan berhati-hati dalam menyalurkan pendanaan dengan memastikan apakah para klien bertanggung jawab dalam aspek ESG.
Meskipun begitu, Citi Indonesia tidak akan mengurangi kredit tambang. Melainkan, bank akan memperlebar spektrum dari jenis komoditas tambang yang termasuk"green resources". Ini sejalan dengan program hilirisasi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di sisi lain, Managing Director, Head of Integrated Corporate Bank Citi Indonesia Anthonius Sehonamin menyampaikan bahwa pihaknya akan mengurangi kredit untuk tambang batu bara yang dianggap sumber energi kotor. Menurutnya, batu bara tetap dibutuhkan sampai 10 hingga 30 tahun lagi sebagai pembangkit listrik.
"Jadi mungkin kalau yang batu bara ini ya pelan-pelan [dikurangi]. Saya nggak bilang langsung, tapi pelan-pelan mungkin agak dikurangi. Tapi bukan berarti kita nggak komitmen terhadap batu bara. Kita masih ada klien-klien di sektor ini. Sektor khusus resources batu bara," ujar Anthonius saat Media Workshop di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023).
Ia memandang bahwa sektor-sektor tambang energi baru dan terbarukan akan tumbuh. Seperti tembaga, nikel, bauksit, alumina, dan timah. Ini juga didukung oleh ekosistem kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV) yang tengah digencarkan pemerintah.
"Jadi kalau ditanya apakah kita mengurangi [penyaluran kredit tambang], nggak sih. Justru kita harusnya naik, ya. Cuman memang ada terjadi shave aja gitu, di mana mungkin dulu 10 tahun lalu mungkin orang liatnya coal aja gitu. Tapi sekarang lebih banyak, justru spectrum of commodity," kata Anthonius.
"Jadi saya pikir baik dari Citi Indonesia, terutama Citi Indonesia ya nggak bakal turun [penyaluran kredit tambangnya]. Justru kita melihatnya, pelan-pelan kita akan shift ya arah strateginya," pungkasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Citi Indonesia Bukukan Laba Rp1,2 T, Kredit Tumbuh 10,4%