Maaf Bos Sawit! Bikin Pusing, Harga CPO Masih Saja Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali terkoreksi di sesi awal perdagangan Kamis (21/9/2023) melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah 0,91% di posisi MYR 3.713 per ton pada pukul 08:00 WIB. Kini harganya masih saja becokol di level psikologis 3.700.
Pada perdagangan Rabu (20/9/2023) harga CPO ditutup ambrol 0,77% ke posisi MYR 3.720 per ton. Dengan ini, dalam tiga hari perdagangan pekan ini harganya sudah jatuh 1,72%, dan ambrol 7,23% secara bulanan, sementara secara tahunan masih saja ambrol 10,88%.
Turunnya harga CPO karena terbebani oleh melemahnya minyak nabati saingannya, meskipun penurunan tersebut dibatasi oleh ekspor yang lebih baik.
Pada perdagangan kemarin, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun 0,6%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,2%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,1%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
"Kontrak tersebut jatuh karena melemahnya kontrak berjangka minyak kedelai Chicago semalam dan kontrak berjangka minyak lobak Zhengzhou," kata Anilkumar Bagani, kepala riset komoditas dari broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.
"Namun, ekspektasi terhadap prospek ekspor yang lebih baik dan adanya bargain-buying telah membantu minyak sawit membatasi kerugian," tambahnya.
Di sisi lain, data ekspor yang baik turut membatasi penurunan. Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services ,ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 September naik 2,4% menjadi 847,890 metrik ton dari 827,975 metrik ton yang dikirimkan pada 1-20 Agustus.
Sementara itu, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia melaporkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 September naik 1,8% menjadi 821,408 ton dari 806,655 ton yang dikirimkan selama 1-20 Agustus.
Produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia ini mempertahankan pajak ekspor minyak sawit mentah pada bulan Oktober sebesar 8% dan menurunkan harga referensinya, berdasarkan surat edaran di situs web Dewan Minyak Sawit Malaysia pada hari Selasa.
Di Indonesia, yang merupakan produsen utama, Kejaksaan Agung telah meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap badan dana minyak sawit negara tersebut, yang mengawasi pengumpulan dan distribusi pungutan ekspor komoditas tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(aum/aum)