Meeting The Fed Mulai Nanti Malam, Waswas Rupiah Turun!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
19 September 2023 07:52
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau masih merana, pasalnya investor cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga acuan dari bank sentral di beberapa negara.

Melansir data Refinitiv, mata uang Garuda pada Senin (18/9/2023) mengakhiri perdagangan di posisi Rp 15,365/US$, turun 0,1% di pasar spot. Pelemahan ini merupakan yang terparah sejak 13 September 2023.

Investor cenderung cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga acuan dari bank sentral di beberapa negara. Adapun bank sentral utama yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada pekan ini yakni mulai dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), bank sentral China (People's Bank of China/PBoC), kemudian bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).

Terutama dari AS, pasar global menganalisis serangkaian data ekonomi yang beragam menjelang keputusan kebijakan the Fed yang akan diumumkan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (21/9/2023), akan tetapi rapat akan dimulai mulai nanti malam atau dini hari waktu Indonesia (20/9/2023).

Para trader akan mencari wawasan tentang bagaimana pemikiran para pembuat kebijakan tentang inflasi. Tak heran jika pelaku pasar ingin mengamankan keuntungan terlebih dahulu dalam jangka pendek.

Selain itu, semakin mendekati pertemuan The Fed, pelaku pasar juga akan cenderung bersikap konservatif dengan mengalokasikan lebih banyak kas sementara.

Kendati demikian, ada potensi kebijakan The Fed mulai melonggar pada bulan ini. Hal ini karena pelaku pasar mulai melihat ada sejumlah alasan yang dinilai cukup kuat untuk mempertahankan suku bunga. Hal ini juga didukung dengan perhitungan peluang The Fed menahan suku bunga mencapai 99%, menurut CME Fedwatch Tool.

Sedangkan dari dalam negeri, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 September dan akan mengumumkan hasilnya pada Kamis, 21 September siang. Konsensus pasar dalam Reuters memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%. Jika ekspektasi pasar tersebut benar, maka BI sudah menahan suku bunga acuannya selama tujuh bulan terakhir.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah dalam melawan dolar AS bergerak dalam tren pelemahan, resistance di posisi Rp15.370/US$ masih menjadi target pelemahan terdekat yang diambil dari horizontal line high candle 13 September 2023.

Sementara itu, untuk posisi support sebagai target penguatan jangka pendek apabila ada pembalikan arah bisa dicermati level psikologis Rp15.350/US$. Posisi tersebut juga mendekati horizontal line dari low candle 14 September 2023.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Rilis Data Inflasi, Kuatkah Rupiah Hari Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular