Praktisi Sentil Investor, Bitcoin Halving Bukan Jalan Pintas!
Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini pasar kripto relatif kurang menggairahkan dan mayoritas mencatatkan performa negatif termasuk bitcoin. Namun demikian, pada awal 2024, sentimen bitcoin halving diproyeksikan akan membuat harga bitcoin mengalami apresiasi.
Dilansir dari coinmarketcap.com, dalam sebulan terakhir, bitcoin mengalami pelemahan sebesar 9,49% ke angka US$26.576,77. Namun demikian, dalam setahun terakhir bitcoin mengalami kenaikan sebesar 32,44% dari US$19.704,01.
Kejayaan kripto belakangan ini dapat dikatakan sirna mengingat inflasi yang tinggi, khususnya di eropa. Selain itu suku bunga yang tinggi pun dapat menekan risk asset seperti kripto yang akhirnya mulai ditinggalkan investor.
Kendati demikian, faktor pendukung yang berpotensi mengangkat harga kripto salah satunya datang dari ETF bitcoin spot. Dengan akan terealisasinya ETF bitcoin spot, maka pada akhirnya dapat menjadi aset dan pada akhirnya hal ini dapat menarik minat investor di kemudian hari.
"Pasar kripto akan menarik jika kripto bisa diterima di market dunia. Perkembangan ETF bitcoin spot pun dinilai cukup signfikan. Karena dengan melihat itu, dengan bisa di ETF kan dan bisa jadi aset, hal ini akan menjadi menarik bagi investor," kata Ryan Filbert, Praktisi dan Inspirator Investasi di Indonesia dalam CNBC Indonesia Investment Expo 2023, Kamis, (14/9/2023).
Selain itu, sentimen lain yang dapat membuat harga kripto menanjak naik yakni bitcoin halving yang diproyeksikan akan terjadi pada April 2024. Bitcoin halving merupakan peristiwa ketika imbal hasil untuk menambang transaksi bitcoin dipotong setengahnya atau 50% dengan tujuan untuk menjaga nilai BTC dan mengontrol jumlah BTC yang beredar.
Bitcoin halving merupakan momen yang sangat ditunggu pelaku pasar mengingat tiga peristiwa bitcoin halving sebelumnya telah membuat harga bitcoin melonjak dengan signifikan.
Bitcoin halving pertama terjadi pada 28 November 2012 dan naik hingga 9.800an% pada all-time-high di 2013. Sedangkan pada bitcoin halving kedua yang terjadi pada 9 Juli 2016, BTC naik hingga 3.000% pada all-time-high di 2017. Terakhir, bitcoin halving ketiga yang terjadi pada 11 Mei 2020, BTC naik hingga 700an% pada all-time-high di 2021.
Namun demikian, Ryan mengingatkan kepada investor bahwa bitcoin halving bukan menjadi jalan ninja untuk kaya dan tetap memperlukan uang dingin dalam berinvestasi. Hal lain yang ia tegaskan bahwa selain bitcoin halving, sentimen lainnya pun dapat berpengaruh ke global seperti BRICS effect, perang Rusia dan Ukraina yang belum berakhir, hingga tema lainnya.
"Namanya investor harus paham dulu. Artinya tidak bisa menjadi jalan ninja untuk kaya. Yang jelas kita bisa mengerti bagaimana perencanaan keuangan dengan baik. Yang pasti tidak pakai uang panas. Kedua investasi apa trading" ujar Ryan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)