
Bank MNC Mau RIghts Issue, Buat Caplok Bank Nobu?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank MNC International Tbk atau BABP akan melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 13,50 miliar saham seri B atau sebesar 28,57% dari modal disetor usai menerbitkan saham baru.
Mengutip keterbukaan informasi, nilai nominal dari rights issue ini adalah Rp 50 per saham. Namun, BABP belum menetapkan berapa harga pelaksanaannya.
Dalam keterbukaan, BABP belum mengumumkan harga pelaksanaan rights issue tersebut.
Akan tetapi dengan asumsi harga saham BABP hari ini, Rabu (13/9/2023) yakni Rp 81 hingga Rp 85, bank milik Hary Tanoesoedibjo akan mengantongi Rp 1,09 triliun sampai dengan Rp 1,15 triliun.
Sementara itu, saham PT Bank Nationalnobu pada hari ini diperdagangkan pada rentang harga Rp 730 hingga Rp 745. Tercatat ada 7,48 miliar saham beredar, di mana 23,97% di antaranya dikuasai oleh James Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia. Kemudian PT Prima Cakrawala Sentosa menggenggam 20,66% dan PT Star Pacific Tbk. 13,38%.
Adapun dalam keterbukaan informasi,BABP mengumumkan seluruh dana yang diperoleh dari rights issue, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan seluruhnya digunakan oleh MNC Bank untuk pemberian kredit dengan tetap memperhatikan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).
"Rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal dengan HMETD akan dilaksanakan segera setelah diperolehnya (i) persetujuan dari RUPSLB Perseroan dan (ii) pernyataan efektif dari OJK atas pernyataan pendaftaran Perseroan sehubungan dengan Penambahan Modal Dengan HMETD ini," ujar manajemen BABP dalam keterbukaan informasi, Rabu (13/9/2023).
MNC Bank berharap rencana rights issue ini dapat memperkuat struktur permodalannya, sehingga dapat menambah kemampuannya untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja, dan daya saing dalam industri yang sama terutama di era digital saat ini.
Berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2023, rasio kewajiban penyertaan modal minimum MNC Bank di tingkat 30,94%, sedangkan penyaluran kredit tercatat sebesar Rp 10,53 triliun.
Dalam perkembangan lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan kedua bank milik James Riady dan Hary Tanoesoedibjo itu telah rampung melakukan evaluasi masing-masing perusahaan.
"Ini saat-saat critical, mereka sudah selesai evaluation tapi sedang berbicara kepemilikan saham, mungkin ada komplikasi teknis," kata Dian dalam konferensi pers secara virtual Rapat Dewan Komisioner Juli 2023, Selasa (5/9/2023).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kata Bos Bank MNC Saat Ditanya Soal Merger Dengan NOBU
