Eksklusif Joseph Stiglitz

Joseph Stiglitz: Bank Sentral Amerika Salah!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
12 September 2023 14:13
Peraih Nobel Ekonomi & Bos LPS Ungkap Efek Kebijakan Bank Sentral (CNBC Indonesia TV)
Foto: Peraih Nobel Ekonomi & Bos LPS Ungkap Efek Kebijakan Bank Sentral (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Amerika Serikat peraih penghargaan nobel di bidang ekonomi Joseph Stiglitz mengungkapkan bank sentral Amerika Serikat, yaitu The Federal Reserve (The Fed) salah mendiagnosa penyebab kenaikan inflasi di negaranya.

Kesalahan diagnosa terhadap inflasi itu membuat The Fed terus menaikkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) secara cepat dan bertengger di level yang tinggi untuk jangka waktu panjang. Tujuannya untuk meredam permintaan agregat.

"Menaikkannya terlalu cepat, dan terlalu jauh, menunjukkan kesalahan diagnosa. Mereka meyakini bahwa inflasi ini hasil dari agregat demand yang kuat," ujar Stiglitz dalam program Money Talks CNBC Indonesia dikutip Selasa (12/9/2023).

Ketimbang disebabkan permintaan agregat yang kuat, Stiglitz menganggap, inflasi yang tinggi di Amerika Serikat cenderung disebabkan masalah pasokan (supply side). Sebab, pasokan barang dan jasa memang tengah terganggu di dunia akibat masa Pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia.

Ia mencontohkan, sejak pandemi dan akibat perang Ukraina-Rusia, dunia tengah menghadapi kurangnya pasokan chip untuk kendaraan, akibatnya harga kendaraan tinggi beberapa waktu lalu. Namun, di beberapa negara cara meredamnya bukan menaikkan suku bunga acuannya.

"Harga mobil jadi teratasi. Harga minyak turun dari US$120 menjadi US$80. Dan dan tentu saja harga-harga yang tinggi itu ada harganya yang diterjemahkan ke dalam inflasi inti, tapi sistemnya stabil," ucap Stiglitz.

Dunia Masih Bergantung Dengan Dolar AS, Dedolarisasi Jadi Sia-sia?  (CNBC Indonesia TV)Foto: Dunia Masih Bergantung Dengan Dolar AS, Dedolarisasi Jadi Sia-sia? (CNBC Indonesia TV)
Dunia Masih Bergantung Dengan Dolar AS, Dedolarisasi Jadi Sia-sia? (CNBC Indonesia TV)

Oleh sebab itu, ia menekankan, cara mengendalikan inflasi yang disebabkan pasokannya yang terganggu tidak bisa memanfaatkan metode kenaikan suku bunga acuan yang hanya mematikan ekonomi karena mengurangi permintaan, karena pasokannya yang bermasalah.

"Tidak ada alasan untuk mematikan perekonomian. Itu tidak akan sepadan dengan keuntungannya. Kita sebenarnya bisa menaikkan upah pekerja tanpa menyebabkan inflasi yang besar," tuturnya.

Ia pun mengaku sangat menentang pernyataan The Fed yang masih ingin menaikkan angka pengangguran hanya demi meredam angka inflasi di negara itu. Menurutnya, itu hanya akan merugikan AS dan negara-negara lain dan The Fed tidak bisa terus menerus hanya menggunakan kebijakan suku bunga untuk meredam inflasi.

"Saya sangat kritis terhadap pernyataan The Fed yang ingin meningkatkan angka pengangguran. Tentu saja, hal ini selalu mempunyai dampak global di luar AS," tegas Stiglitz


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Bikin Kacau Dunia, RI Cs Harus Protes ke IMF & WB!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular