Pasar Kripto Ambruk Berjamaah, 2 Faktor Ini Jadi Biang Kerok

rev, CNBC Indonesia
Selasa, 12/09/2023 11:25 WIB
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto anjlok secara serentak setelah FTX kemungkinan akan menjual aset kriptonya dan ifnlasi Amerika Serikat (AS) yang semakin tak terbendung.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Selasa (12/9/2023) pukul 09.11 WIB, pasar kripto mengalami kebakaran. Bitcoin turun 2,01% ke US$25.160,73 dan secara mingguan melemah 2,26%.

Ethereum terdepresiasi 3,40% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari melemah 4,29%.


XRP turun 4,49% secara harian dan dalam sepekan ambruk 6,43%.

Begitu pula dengan Solana yang anjlok 3,02% dalam 24 jam terakhir serta secara mingguan anjlok 8,60%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 2,58% ke angka 1.057,14. Open interest terapresiasi 1,66% di angka US$22,64 miliar.

Index Fear & Greed yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 32. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kemarin (11/9/2023) yang berada di angka 35, yang berarti pasar masih bersikap takut/pesimis sehingga koreksi terjadi pada pasar kripto.

Dilansir dari coindesk.com, anjloknya mata uang kripto hari ini diperkirakan karena pelaku pasar mencerna kemungkinan FTX mendapatkan persetujuan dari pengadilan untuk menjual aset dari kepemilikan cryptocurrency senilai US$3,4 miliar.

Penyedia layanan aset digital yang berbasis di Singapura, Matrixport, mencatat dalam laporan pasar hari Senin bahwa "kehancuran altcoin akan terjadi" karena FTX mungkin mulai menjual token pada awal minggu ini.

Dampak yang sangat signifikan terjadi pada Solana karena FTX memegang token tersebut senilai US$1,16 miliar. Angka tersebut hampir 16% dari pasokan yang beredar, menurut data Indeks CoinDesk.

Pelemahan ini semakin memperburuk tren pelemahan kripto pada bulan September. Untuk diketahui, September adalah bulan yang secara historis penuh gejolak untuk aset digital, dengan BTC mencetak imbal hasil negatif setiap tahun sejak 2016, menurut data Coinglass.

Selain itu, sentimen dari Negeri Paman Sam pun turut memperburuk pergerakan kripto. Pekan ini Amerika Serikat (AS) akan merilis data inflasinya untuk periode Agustus 2023. Melansir data Trading Economic, inflasi umum diperkirakan akan melonjak ke 3,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.

Bila inflasi mengalami kenaikan bahkan jika di atas ekspektasi pasar maka pasar keuangan risk asset, salah satunya yakni kripto akan ditinggalkan oleh investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasar Tertekan, Posisi RI dalam Gejolak Global Jadi Perhatian