Jarang Orang Tahu, Ini 10 Orang Terkaya RI Masa Orde Baru!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harta kekayaan selalu menjadi hal yang menarik perhatian banyak orang. Setidaknya terdapat 24 warga RI super kaya alias crazy rich dengan kekayaan bersih lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun, dengan 5 warga terkaya hartanya ditaksir lebih dari Rp 100 triliun.
Mengutip data orang terkaya di dunia versi Forbes Realtime Billionaire per September, peringkat pertama kini ditempati oleh pemilik perusahaan energi, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yaitu Low Tuck Kwong yang memiliki harga kekayaan US$ 26,1 miliar. Kekayaan Low Tuck Kwong sangat mudah berubah dikarenakan oleh sejumlah hal. Sumbernya tidak terdiversifikasi dan nyaris secara eksklusif berasal dari PT Bayan Resources (BYAN). Artinya pergerakan saham BYAN akan sangat mendikte jumlah harta Low Tuck Kwong.
Setelah Low Tuck Kwong, barulah ada nama-nama lain seperti Hartono bersaudara, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, dan sebagainya. Memang nama-nama tersebut tidaklah abadi bertengger di rilis orang terkaya. Semuanya dinamis. Ada yang tergeser. Ada pula yang bertahan selama beberapa tahun. Bahkan ada satu nama yang bertahan di daftar orang terkaya selama 20 tahun lebih.
Siapakah dia? Atau, penasaran-kah Anda siapa saja orang terkaya Indonesia di zaman dahulu? CNBC Indonesia kali ini akan membahas para konglomerat terkaya Indonesia di masa Orde Baru atau pemerintahan Soeharto.
CNBC Indonesia melakukan penelusuran dan menemukan data 100 konglomerat terkaya Indonesia yang dikeluarkan majalah bisnis dan ekonomi Indonesia, yakni Eksekutif. Rilis itu dikeluarkan Eksekutif pada edisi bulan Februari tahun 1994. Artinya, itu adalah data 100 konglomerat terkaya Indonesia tahun 1994.
Metode yang digunakan Eksekutif adalah menghitung kekayaan seseorang berdasarkan total aset di suatu perusahaan yang dimiliki. Dari 100 orang, CNBC Indonesia hanya mengambil 10 teratas sebagai berikut:
Seperti tertera di tabel, pengusaha Sudono Salim alias Liem Sioe Liong menduduki peringkat pertama orang terkaya di Indonesia 1994 dengan harta Rp 24,5 Triliun. Posisi pemilik Salim Group ini diikuti oleh Prajogo Pangestu, pemilik saham mayoritas dari Barito Pacific Group, dengan harta Rp 14,5 Triliun. Meski begitu, Eksekutif memberi penjelasan tambahan bahwa rilis tersebut dihitung berdasarkan kepemilikan aset, sehingga sulit memperhitungkan aset itu sebagai kekayaan pribadi.
Terlebih, kedua taipan tersebut memiliki aset yang sangat besar. Salim misalkan memiliki BCA, Indofood, Indocement, dan sebagainya. Sedangkan, Prajogo tak hanya memiliki Barito Pacific, tetapi juga perusahaan otomotif terbesar, Astra International, dan beberapa perusahaan lain.
Atas fakta inilah, Eksekutif menyebut Prajogo kemungkinan benar-benar layak dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia tahun 1994 mengalahkan Salim.
"Kekayaan pribadi Prajogo diperkirakan mencapai Rp 10 Triliun. Sedangkan Salim hanya Rp 7 Triliun," tulis Eksekutif.
Namun, terlepas dari itu semua, rilis tersebut menyuguhkan fakta menarik ihwal harta seseorang yang sangat besar. Bisa dibayangkan, jika harga bensin premium Rp 700 dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sekitar Rp 2.000 di tahun 1994, maka nilai uang triliunan rupiah sangatlah besar. Mungkin apabila dikonversikan dengan situasi masa kini, uang tersebut sudah setara ratusan triliun.
Lebih lanjut, menarik apabila menyandingkan dua data konglomerat terkaya di dua masa tersebut. Diketahui, ada beberapa nama yang masih bertengger. Ada pula yang terdepak.
Sebut saja pengusaha Bambang Trihatmodjo dan Indra Rukmana, Usman Admadjaja dan Julius Tahija. Dulu masuk 10 orang terkaya Indonesia, kini sama sekali tidak ada. Bahkan, hingga ke peringkat ratusan sekalipun.
Sedangkan sisanya masih berada di daftar orang terkaya dan bisa kita lihat pada laman resmi Forbes. Seperti Sukanto Tanoto, yang pada 2022 lalu ditempatkan Forbes di urutan ke-18 dengan harta US$ 2,9 miliar atau Rp 44 T. Atau pemilik Lippo Group dan eks-Dirut BCA, Mochtar Riady, yang kini berada di urutan ke-29 dengan harta US$ 1,45 miliar atau Rp 22 T. Lalu, ada bos Gajah Tunggal Sjamsul Nursalim yang kini berada di urutan ke-48 berharta US$ 1,3 miliar atau Rp 19 T.
Lalu, di mana orang-orang terkaya masa kini di tahun 1994, seperti Low Tuck Kwong, Michael Hartono, Tahir, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan sebagainya?
Menariknya, untuk Hartono dia sudah ditempatkan Eksekutif di peringkat ke-25 orang terkaya dengan harta Rp 1,6 Triliun. Kekayaan itu didapatnya dari kepemilikan pabrik rokok Djarum. Barulah namanya melesat menduduki orang paling kaya di Indonesia usai mengambilalih kepemilikan BCA dari tangan Keluarga Salim pada tahun 2000-an.
Sedangkan, nama-nama pengusaha lain di tahun segitu, masih merintis bisnis. Ambil contoh Chairul Tanjung. Dalam otobiografi berjudul Chairul Tanjung, si anak singkong (2012), diketahui Chairul Tanjung masih menjalani bisnis di perusahaan ekspor-impor. Begitu juga dengan Tahir, Sri Prakash Lohia, dan sebagainya. Mereka masih menjalani kehidupan pahit sebagai pebisnis. Namun, pada akhirnya, perjuangan mereka berbisnis berbuah manis. Kini, mereka pun bergantian mengisi daftar nama orang terkaya Indonesia.
(mfa/mfa)