Kejar Net Zero 2030, Bank Mandiri Fokus di Energi Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan penyaluran kredit akan tumbuh 11-12% sesuai dengancorporate guidancebank, pada akhir tahun 2023. Salah satu sektor yang akan menjadi penopang pertumbuhan kredit adalah energi hijau.
Direktur Utama BMRI Darmawan Junaidi menyampaikan bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) secara operasional, pada tahun 2030. Pihaknya pun sudah menyiapkan protokol Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam rangka mendukung komitmen ini.
"Kita memang memiliki komitmen untuk mencapai net zero emission secara operasional di tahun 2030. Kalau kita lihat memang secara NDC (Nationally Determined Contribution), net zero emission nasional secara komitmennya itu di tahun 2060. Tapi untuk operasional Mandiri sudah memiliki komitmen untuk mencapai itu di tahun 2030," ujarnya pada BUMN Performance Report 2023 CNBC Indonesia, Jumat (1/9/2023).
Meskipun memasuki tahun politik 2024, Darmawan meyakini sektor swasta akan memainkan peran penting. Dalam hal ini, Bank Mandiri akan mendukung investasi terkait infrastruktur, logistik, serta hilirisasi mineral, dan energi terbarukan.
Sebelumnya, Wakil Direktur UtamaBMRI Alexandra Askandar pada paparan kinerja semester I-2023, menyatakan bahwa bank akan berkomitmen mengurangi eksposur kredit sektor non ramah lingkungan, termasuk tambang batu bara, secara bertahap. Tetapi, dalam hal ini, BMRI selaku BUMN perlu juga mendukung program prioritas pemerintah seperti pembangkit listrik.
Alexandra melanjutkan portofolio kredit ESG BMRI per Juni 2023 mencapai Rp 242 triliun. Perusahaan berupaya mengakselerasi pertumbuhan dengan berkolaborsasi bersama pihak-pihak yang berkepentingan.
"Kami juga terus tumbuhkan green financing segmen retail melalui peluncuran kredit produk serbaguna mikro dengan bersinergi dengan perusahaan anak," katanya.
Adapun bila dirinci, sebanyak 52,48% kredit ESG Bank Mandiri disalurkan kepada segmen sosial atau setara Rp 127 triliun. Pada periode yang sama, kredit ke sektor lingkungan senilai Rp 115 triliun.
Sementara itu, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,75% yoy menjadi Rp 1.272 triliun pada semester I/2023. Bila dirinci, segmen komersial tumbuh paling kencang, yakni 19,0% yoy. Kemudian diikuti dengan kredit konsumer dan UMKM, masing-masing, 11,7% yoy dan 11,7% yoy. Pada periode yang sama, segmen korporasi hanya tumbuh 5,99% yoy.
Adapun kredit korporasi berperan signifikan dalam fungsi intermediasi BMRI. Per Juni 2023, segmen ini menyumbang 34,04% terhadap total kredit yang disalurkan Bank Mandiri. Darmawan mengatakan pertumbuhan kredit dan DPK Bank Mandiri berada di atas rata-rata industri perbankan.
(fsd/fsd)