Analisis Teknikal

Sanggupkan Data Inflasi RI Dorong Penguatan Rupiah Hari Ini?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 September 2023 08:30
Ilustrasi Dollar Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air nampaknya akan mendapatkan berita kurang sedap dari potensi kenaikan inflasi dalam negeri dan ketidakpastian eksternal yang diperkirakan naik lagi.

Melansir data Renitiv, rupiah ditutup menguat 0,07% terhadap dolar AS di angka Rp15.225/US$ pada hari Kamis (31/8/2023). Penguatan ini memperpanjang tren apresiasi sejak Senin lalu dan menjadi yang terkuat selama 14 hari perdagangan terakhir.

Kendati demikian pada akhir pekan ini Jumat (1/9/2023) sejumlah data internal dan eksternal diperkirakan bisa menahan laju pergerakan rupiah.

Dari dalam negeri pada siang nanti akan rilis data Inflasi secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.

Inflasi Indonesia diperkirakan akan melandai secara bulanan tetapi melonjak secara tahunan pada Agustus. Inflasi bulanan (month to month/mtm) Agustus ini diprediksi akan melawan data historisnya.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Agustus 2023 akan menembus 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,36% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,33%. Sebagai catatan, inflasi pada Juli tercatat 0,21% (mtm) dan 3,08% (yoy) sementara inflasi inti mencapai 2,43% (yoy).

Beralih ke eksternal, semalam ada rilis klaim awal pengangguran Amerika Serikat yang turun menjadi 228.000 pada pekan yang berakhir 26 Agustus 2023. Angka ini lebih rendah dari posisi pekan sebelumnya dan konsensus. .

Tak hanya itu, dari negeri Paman Sam akan ada rilis terkait data tenaga kerja lagi yaitu angka pengangguran dan non farm payroll untuk Agustus. Pelaku pasar memperkirakan tingkat pengangguran akan naik menjadi 3,8% pada Agustus dari 3,5% pada Juli. AS juga akan mengumumkan data non-farm payroll untuk Agustus.

Ketidakpastian jadi meningkat lagi di tengah penantian dua data tersebut karena ini menjadi pertimbangan utama nank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga pada September ini.

Oleh karena itu, pada hari ini mulai dari potensi inflasi dalam negeri yang naik, data pengangguran AS turun, serta penantian lebih jelas dari data tenaga kerja AS bisa menjadi sentimen yang menahan laju rupiah.

Kendati demikian, nampaknya Bank Indonesia (BI) masih tetap optimis karena potensi kenaikan inflasi diperkirakan masih sesuai target di rentang 2℅ - 4℅ yang menunjukkan inflasi masih terkendali.

Selain itu, walau semalam hasil klaim pengangguran meleset dari ekspektasi, pasar tenaga kerja AS nampak mulai mendingin pasca rilis data lowongan kerja.

Jumlah lapangan pekerjaan baru JOLTS turun 338.000 menjadi 8,83 juta pada Juli 2023. Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 9,47 juta.

AS juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 menjadi 2,1% (secara tahunan) dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,4%.

Jka ekonomi AS melemah, The Fed diperkirakan investor akan melunak. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 89% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal pergerakan rupiah dalam basis waktu per jam berhasil bergerak dalam tren turun mengikuti garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20) yang menunjukkan rupiah terus menguat.

Potensi penguatan dalam jangka pendek masih bisa diuji ke posisi Rp15.215/US$ yang diambil berdasarkan low candle yang pernah disentuh 30 Agustus 2023.

Kendati begitu, tetap perlu diantisipasi jika harga menembus ke atas MA20-nya ada potensi bisa mencapai resistance terdekat ke Rp15.240/US$ yang bertepatan dengan horizontal line dari low candle 24 Agustus 2023 sebagai target pelemahan rupiah terdekat.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar dari Amerika Bisa Bantu Rupiah Hari Ini, Siap Berpesta?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular