Heineken Jual Unit Bisnis di Rusia Cuma Rp16 Ribu, Kok Bisa?

Putra, CNBC Indonesia
29 August 2023 07:05
logo sponsor
Foto: REUTERS/Stephen Hird

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa bir asal Belanda Heineken angkat kaki dari Rusia seiring merampungkan proses penjualan unit bisnisnya ke perusahaan pengemasan lokal Arnest Group dengan nilai simbolis hanya sebesar EUR1 atau setara dengan Rp16.500 (asumsi kurs Rp16.500/EUR).

Melansir Reuters, Jumat (25/8/2023), produsen bir terbesar kedua dunia tersebut menyebut proses penjualan unit bisnis yang mencakup 7 pabrik bir dan 1.800 karyawan sudah menerima persetujuan yang diperlukan dan perusahaan akan mengalami kerugian yang luar biasa hingga 300 juta euro (US$324,8 juta) atau sekitar Rp4,95 triliun.

Sebelumnya, Heineken mengumumkan niatnya untuk keluar dari Rusia pada Maret 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina, dan mengakui bahwa prosesnya memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

"Perkembangan terkini menunjukkan tantangan signifikan yang dihadapi perusahaan manufaktur besar untuk keluar dari Rusia," kata Kepala Eksekutif Dolf van den Brink dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters (25/8).

Banyak perusahaan multinasional berbondong-bondong meninggalkan Rusia setelah Barat menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow, namun Kremlin membalas dengan menyita beberapa aset.

Menurut sumber anonoim, beberapa perusahaan asing yang mencoba keluar dari Rusia menghadapi lonjakan biaya yang besar karena Moskow menuntut diskon yang lebih besar pada harga aset yang ingin mereka jual.

Tidak hanya Heineken, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menandatangani dekrit pada Juli untuk mengambil alih anak perusahaan pembuat yoghurt Prancis Danone di Rusia bersama dengan saham perusahaan bir Carlsberg di perusahaan pembuat bir lokal.

Anheuser-Busch InBev juga mengatakan pihaknya berencana untuk keluar dari usaha patungannya di Rusia dengan Efes Turki.

Ketika ditanya apakah pengalaman Danone dan Carlsberg telah meningkatkan urgensi bagi Heineken untuk melakukan kesepakatan, van den Brink mengatakan kepada wartawan:

"Kekhawatiran kami meningkat tetapi bukan urgensinya. Ini menunjukkan ada risiko nyata nasionalisasi dan yang bisa kami lakukan hanyalah berusahalah untuk menjadi tuan atas nasibmu."

Dia tidak menjelaskan secara rinci mengapa pencarian pembeli memakan waktu lebih lama dari perkiraan, dan menyebut prosesnya "sangat rumit".

Kami senang kami menemukan pembeli yang cocok. Kami yakin ini adalah pihak yang dapat diandalkan.Kami senang proses ini berakhir dan bisa meninggalkan Rusia, tambahnya.

Heineken memiliki 7 pabrik bir di Rusia dan 1.800 karyawan, yang akan menerima jaminan kerja selama tiga tahun ke depan.

Perusahaan pembuat bir Belanda tersebut menghapus merek Heineken dari Rusia tahun lalu dan produksi Amstel akan dihentikan secara bertahap dalam waktu enam bulan.

Heineken mengatakan kesepakatan tersebut, tanpa opsi untuk membeli kembali bisnis tersebut, termasuk lisensi tiga tahun untuk beberapa merek regional yang lebih kecil, dan Heineken tidak akan memberikan dukungan merek atau menerima keuntungan apa pun.

Arnest Group memiliki bisnis pengemasan kaleng besar dan merupakan produsen aerosol terbesar di Rusia, serta menjual kosmetik dan barang-barang rumah tangga.

Heineken mengatakan transaksi tersebut tidak akan berdampak besar pada prospek setahun penuhnya.

Bukan Negeri Vodka

Meskipun sangat diasosiasikan dengan Rusia, vodka bukanlah minuman beralkohol favorit di negara tersebut. Bir telah lama menjadi favorit, demikian menurut laporan media milik negara RIA Novosti pada 5 Februari 2023.

"Kami telah lama menjadi negara bir, bukan negara vodka, meskipun mitos-mitos ini terus berlanjut," kata Vadim Drobiz, direktur pusat penelitian pasar alkohol federal dan regional, kepada RIA, dikutip Business Insider.

Drobiz mengatakan kepada RIA bahwa produksi dan konsumsi bir mulai meningkat sejak taun 1995 dan seterusnya dan tumbuh lebih dari lima kali lipat dalam 12 tahun hingga 2007.

Sejak itu, bir menjadi minuman beralkohol favorit di kalangan orang Rusia. Pada Januari 2023, bir menyumbang lebih dari separuh pembelian alkohol di Rusia, lapor RIA, mengutip data dari Kontur.Market. Sebagai perbandingan, vodka hanya menyumbang 20% dari penjualan alkohol.

Daria Zhigalina, analis Kontur.Market, mengatakan kepada RIA bahwa alkohol yang lebih ringan seperti bir dapat dikonsumsi untuk semua kesempatan, sedangkan alkohol yang lebih kuat seperti vodka biasanya disediakan untuk acara-acara khusus.

Terlebih lagi, Rusia - yang dikenal sebagai negara peminum berat - semakin sadar selama bertahun-tahun. Konsumsi alkohol turun 43% dari 2003 hingga 2016, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia yang diterbitkan pada 2019.

Sementara, secara global, Rusia menduduki peringkat 32 negara dengan konsumsi bir mencapai 57,7 liter per kapita. Posisi pertama diduduki oleh Republik Ceko dengan angka 140 liter per kapita.

Indonesia berada di posisi 62, dengan konsumsi bir hanya 0,7 liter per kapita.

Multi Bintang

Sementara, dari Tanah Air, di tengah tekanan yang dialami sang induk, emiten produsen bir PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dan entitas anak mencatatkan laba berjalan sebesar Rp 457,73 miliar pada semester I-2023. Jumlah ini naik 13,8% dari periode yang sama setahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 394,25 miliar.

Peningkatan ini tidak terlepas dari penjualan bersih produsen bir Bintang dan Heineken tersebut yang tercatat meningkat pula. Penjualan bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 1,50 triliun, naik 11,65% dari pendapatan setahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,32 triliun.

Seiring dengan hal tersebut, beban pokok penjualan juga tercatat meningkat menjadi Rp 599,25 miliar dari yang akhir tahun lalu sebesar Rp 533,68 miliar. Sehingga laba kotor semester I-2023 tercatat meningkat menjadi Rp 902,09 miliar dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 792,93 miliar.

Multi Bintang Indonesia juga mencatatkan kenaikan beban penjualan dan beban umum administrasi kali ini dengan masing-masing tercatat sebesar Rp 199,58 miliar dan Rp 119,21 miliar. Namun, perusahaan kali ini tidak mencatatkan nilai kerugian penurunan (impairment) nilai usaha, berbalik dari semester I-2022 yang sebelumnya tercatat sebesar Rp 1,57 miliar.

Asal tahu saja, Heineken International B.V. merupakan induk MLBI dengan kepemilikan mencapai 89,32% per 31 Juli 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular