Lagarde: Suku Bunga Eropa Disetel 'Tinggi' untuk Anti-Inflasi

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Minggu, 27/08/2023 06:00 WIB
Foto: Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde. (Photo by JOHN THYS/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga di Uni Eropa akan dipertahankan tinggi "selama diperlukan" untuk memerangi inflasi yang tinggi.

Menurut Lagarde, meskipun kemajuan sudah dicapai, perjuangan melawan inflasi belum berhasil."

"Dalam kondisi saat ini, hal ini berarti - bagi ECB - menetapkan suku bunga pada tingkat yang cukup ketat selama diperlukan untuk mencapai pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah kami sebesar 2%," katanya, dikutip dari Russia Today, Minggu (26/8/2023).


Sejak musim panas lalu, ECB telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak sembilan kali dari minus 0,5% menjadi 3,75%. Sementara itu, inflasi zona euro telah berkurang setengahnya dari puncak tahun lalu sebesar 10,6% menjadi 5,3% pada Juli 2023.

Lagarde tidak mengatakan apakah ECB berencana untuk menghentikan sementara kebijakan pengetatan pada pertemuan berikutnya pada 14 September atau menerapkan tingkat suku bunga yang kesepuluh. kenaikan. Namun, ia mencatat bahwa meskipun inflasi melambat, tekanan mendasar tetap ada, begitu pula risikonya.

"Jika pasokan global menjadi kurang elastis, termasuk di pasar tenaga kerja, dan persaingan global berkurang, kita dapat memperkirakan bahwa harga akan mengambil peran yang lebih besar dalam penyesuaian... Jika kita juga menghadapi guncangan yang lebih besar dan lebih umum terjadi - seperti energi dan guncangan geopolitik - kita dapat melihat perusahaan-perusahaan meneruskan kenaikan biaya secara lebih konsisten," katanya.

Lagarde menekankan bahwa keputusan ECB di masa depan mengenai kenaikan suku bunga akan bergantung pada prospek inflasi, pertumbuhan harga inti, dan dampak dari langkah-langkah kebijakan moneter.

"Ketiga kriteria ini membantu memitigasi ketidakpastian seputar prospek jangka menengah dengan menggabungkan proyeksi inflasi staf kami, tren yang dapat kami ambil dari inflasi yang mendasarinya, dan efektivitas langkah-langkah kebijakan kami dalam melawan tren tersebut."

Badan statistik UE, Eurostat, diperkirakan akan merilis angka inflasi bulan Agustus minggu depan. Sebagaian ekonom memperkirakan pertumbuhan harga akan melambat hingga 5%, namun mencatat bahwa pertumbuhan tersebut masih lebih dari dua kali lipat tingkat target.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran Vs Israel Membara, Kemana Dana Investor Kakap Lari?