Adaro Energy Rela Gelontorkan Rp 4,1 T Untuk Beli Ini!

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
24 August 2023 08:20
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan besutan Garibaldi 'Boy' Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melaporkan kenaikan realisasi belanja modal sebesar 71% pada paruh pertama tahun 2023 dibanding tahun sebelumnya.

Melalui keterangan resminya, Presiden Direktur dan Chief Executive ADRO Officer Boy Thohir mengatakan capital expenditure atau capex yang telah dibelanjakan per Juni 2023 sebesar US$269 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun, sedangkan tahun lalu, ADRO hanya membelanjakan $157 juta.

Namun, pengeluaran dana ini bukan tanpa alasan. Belanja modal di semester pertama tahun ini banyak digunakan untuk membeli fasilitas pendukung pertambangan dan investasi.

"Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur," sebagaimana ditulis ADRO tertulis, dikutip pada Kamis, (24/8/2023).

Adapun ADRO mencatatkan laba tahun berjalan sebesar US$ 995,96 juta atau sekitar Rp 14,93 triliun sepanjang semester I-2023. Angka tersebut turun 25,97% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang menembus US$ 1,34 miliar.

Pendapatan bersih ADRO pada paruh pertama tahun ini turun 1,75% yoy menjadi US$ 3,47 miliar dari sebelumnya yang sebesar US$ 3,54 miliar.

Padahal, volume penjualan batu bara ADRO pada semester I tahun ini mencapai 32,62 juta ton atau naik 19% secara tahunan. Penurunan harga jual rata-rata batu bara 18% menjadi penyebab kenaikan volume jual tidak berdampak pada pendapatan.

Total aset pada semester I-2023 naik 11% menjadi US$ 9,73 miliar, dari US$ 8,78 miliar, karena saldo kas naik 23% menjadi US$ 2,76 miliar. Sementara kas dan setara kas meliputi 28% dari total aset.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ADRO Bagikan Dividen Interim Rp6,2 T, Catat Jadwalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular