Ulah China! Minyak Turun Tiga Hari Beruntun

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
23 August 2023 08:37
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada pembukaan perdagangan Rabu (23/8/2023) melanjutkan penurunan sejak Senin karena kekhawatiran terhadap pelemahan permintaan China.

Harga minyak mentah WTI dibuka turun 0,88% ke posisi US$79,64 per barel, begitu juga harga minyak mentah brent dibuka melemah 0,05% ke posisi US$83,99 per barel.

Pada perdagangan Selasa (22/8/2023), minyak WTI ditutup terkoreksi 0,46% ke posisi US$80,35 per barel, begitu juga dengan minyak brent turun 0,51% ke posisi US$84,03 per barel.

Harga minyak berakhir lebih rendah pada hari Selasa karena investor tetap fokus pada kemungkinan kelesuan ekonomi China akan membuat permintaan turun dari importir minyak mentah utama dunia.

China, ekonomi terbesar kedua di dunia, dianggap penting untuk menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Aktivitas ekonomi yang lesu telah membuat pasar frustasi karena stimulus yang dijanjikan China tidak memenuhi harapan, termasuk penurunan suku bunga pinjaman utama yang lebih kecil dari perkiraan pada hari Senin.

"Pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia sebagian besar telah dinegasikan oleh melemahnya permintaan minyak mentah dari Tiongkok yang tampaknya meningkat pada bulan lalu dan cenderung berlanjut sepanjang sisa musim panas," ucap Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

Selain itu, pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi.

AS terus menarik stok minyak mentah, yang turun sekitar 2,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Para menteri perminyakan Irak dan Turki telah membahas pentingnya melanjutkan aliran minyak setelah menyelesaikan pemeliharaan pipa, sebuah perkembangan yang dapat meningkatkan pasokan global.

Turki telah menghentikan ekspor 450.000 barel per hari (bpd) Irak kira-kira 0,5% dari pasokan global melalui pipa Irak-Turki utara pada bulan Maret setelah putusan arbitrase Kamar Dagang Internasional.

"Dimulai kembalinya ekspor seperti itu dapat menambah hampir setengah juta barel per hari pada pasokan minyak global dan mengurangi pengurangan produksi tambahan secara signifikan di Arab Saudi yang diperkirakan akan berlanjut hingga bulan depan," ungkap Ritterbusch.

Secara terpisah pada hari Senin, Shell (SHEL.L) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan kebocoran pada pipa minyak Trans Niger berkapasitas 180.000 barel per hari, meskipun tidak ada force majeure yang diumumkan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Terbang 15% Bulan Juli, Ulah Kartel OPEC+?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular