Prajogo Pangestu Borong 10,5 Juta Saham Barito Pacific
Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerat Prajogo Pangestu memborong sebanyak 10.527.200 lembar saham atau setara dengan 0,011% saham di emiten miliknya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Prajogo Pangestu melakukan pembelian saham sebanyak 4 kali sepanjang Agustus 2023 yaitu pada 9, 10, 11 dan 21 Agustus 2023.
Transaksi pembelian tersebut dilakukan pada saat harga saham BRPT dibanderol di harga rata-rata Rp 831 per saham. Sehingga, kepemilikan Prajogo bertambah dari sebelumnya 66.711.547.373 lembar saham (71,161%) menjadi 66.722.074.573 lembar saham (71,172%).
Adapun tujuan pembelian saham tersebut dilakukan untk investasi dengan kepemilikan saham secara langsung.
BRPT sendiri didirikan oleh Prajogo Pangestu sejak 1979 dan melantai di bursa pada 1993, BRPT kini punya beberapa anak usaha utama, seperti disebutkan di atas, Chandra Asri, Star Energy, Indo Raya Tenaga (konsorsium dengan PLN) dan Griya Idola.
Bisnis petrokimia Barito Pacific mengoperasikan pabrik naphta cracker yang terbesar dan terintegrasi,satu-satunya di Indonesia. Saat ini, BRPT berencana menggandakan kapasitas perseroan dengan membangun kompleks petrokimia kedua.
BRPT, via TPIA, memproduksi beragam palet Olefin, Polyolefins, Styrene Monomer, dan Butadiene, termasuk produk turunannya. TPIA menguasai pangsa pasar domestik (termasuk impor) dengan perkiraan 50%, 40% and 32% untuk Olefin, Polyethylene, dan Polypropylene.
Sejumlah mitra TPIA seperti, SCG, Michelin, dan Thai Oil.
Sementara, lewat Star Energy, Barito Pacific mengoperasikan pabrik penghasil tenaga geothermal terbesar ketiga di dunia dengan kapasitas terpasang. Star Energy menjadi operator panas bumi dengan kapasitas terpasang 875 MW di tiga aset operasi.
Emiten petrokimia dan energi PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melaporkan lonjakan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 243,43% pada paruh pertama tahun 2023.
Merujuk pada laporan keuangannya, laba bersih periode berjalan per Juni 2023 emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini tercatat sebesar US$ 30,36 juta atau setara Rp 458,99 miliar (Rp15,115/US$). Sementara di tahun 2022, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 8,84 juta.
Dari sisi top line, Perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 1,37 miliar. Angka ini lebih rendah 14,9% ketimbang 2022 sejumlah US$ 1,61 miliar. Sedangkan beban pokok kontrak dan pendapatan berhasil dipangkas 22,3% ke US$ 1,08 miliar dari sebelumnya US$ 1,39 miliar.
Pendapatan BRPT didominasi oleh segmen petrokimia yang diinisasi anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Adapun pendapatan dari ekspor petrokimia sebesar US$ 311,40 juta dan lokal senilai US$ 757,83 juta.
Pendapatan lokal petrokimia ini berkontribusi sebesar 55,31% dari total pendapatan BRPT. Sisanya berasal dari segmen energi dan sumber daya, meliputi listrik senilai US$ 135,70 juta, pendapatan sewa energi US$ 76,69 juta, uap US$ 64,33 juta, pendapatan sewa pembiayaan US$ 20,24 juta, dan lainnya sejumlah US$ 8,01 juta.
Posisi nilai aset perseroan pada pertengahan tahun ini tercatat sebesar US$ 9,41 miliar. Aset didominasi oleh aset tidak lancar sebesar US$ 6.69 miliar. Sisanya merupakan aset lancar sebesar US$ 2.72 miliar.
Sementara posisi liabilitas BRPT sebesar US$ 5,59 miliar, atau turun dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$ 5.52 miliar. Di sisi lain, posisi ekuitas perusahaan di paruh pertama tahun 2023 tercatat sebesar US$US$ 3,82 miliar, turun dibandingkan periode akhir Desember 2022 sebesar US$ 3.72 miliar.
(mkh/mkh)