Gawat! Nunggak Paylater Bikin Susah Cari Kerja & Beasiswa

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
21 August 2023 16:25
Ilustrasi Buy Now Pay Later
Foto: Ilustrasi Buy Now Pay Later

Jakarta, CNBC Indonesia - Generasi muda di Indonesia semakin melek finansial seiring dengan kemudahan akses yang diberikan oleh lembaga keuangan.

Sebagaimana diketahui, disrupsi digital telah melahirkan berbagai produk keuangan baru, contohnya buy now pay later (BNPL). Akan tetapi, di balik keuntungan dan kemudahan paylater, ada risiko yang perlu diketahui. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa BNPL sudah terhubung dengan sistem layanan informasi keuangan (SLIK). Artinya jika ada tunggakan pembayaran, akan mempengaruhi skor kredit atau credit score seseorang.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan dampak nyata tunggakan BNPL yang berasal dari anak muda sudah terlihat, yakni membuat mereka sulit mendapatkan pinjaman-pinjaman untuk hal-hal yang lebih penting.

"Beberapa bank kemarin mengeluhkan tanda kutip ke kami ini, anak-anak muda banyak yang harusnya ngajuin KPR rumah pertama, tapi tidak bisa karena ada utang di paylater," ujarnya kepada wartawan di Gedung Radius Prawiro, dikutip Senin (21/8/2023).

Perempuan yang akrab disapa Kiki itu membeberkan bahwa nilai pinjamannya ada yang sebesar Rp 300.000 hingga Rp 400.000. Meskipun terbilang kecil, pinjaman-pinjaman yang kemudian menjadi tunggakan itu membuat credit score seseorang menjadi buruk.

"Terus kemudian mereka kadang mau melunasi tunggakannya sudah tutup. Kadang-kadang jadi masih gantung, mau dihubungi susah dan lain-lain. Jadi itu mesti hati-hati, itu nyata di sekitar kita," pungkas Kiki.

Kiki menambahkan credit score buruk juga akan menyulitkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan dan beasiswa. Sejumlah lembaga beasiswa dan perusahaan memerhatikan riwayat kredit para calon karyawan dan pencari beasiswa. 

"Itu bahayanya gitu, jadi ya masyarakat harus siap," kata Kiki. 

Ke depan data-data skor kredit akan semakin terintegrasi. Saat ini OJK tengah menggodok pembentukan pusat data fintech lending (Pusdafil), sehingga seluruh riwayat pinjaman seseorang di perbankan hingga fintech dapat terlihat.

Sebagai informasi, SLIK berisi soal riwayat pinjaman debitur, termasuk mengenai kelancaran angsuran. Artinya, platform P2P lending dapat melihat credit scoring dari seseorang.

"Bagusnya semua terintegrasi, nggak bagusnya buat mereka yang bermasalah di pinjol itu masuk ke SLIK," kata Kiki.

Sebagai informasi, PT Pefindo Biro Kredit atau IdScore mencatat nilai transaksi BNPL per April 2023 senilai Rp 26,14 triliun, naik 61,3% secara tahunan (yoy). Hal ini seiring dengan total akun fasilitas yang dibukukan atau jumlah kontrak pay later mencapai 34,6 juta.

Sementara itu, rasio pinjaman bermasalah atau non performing loan (NPL) layanan buy now paylater (BNPL) per April 2023 mencapai 9,7% atau di atas batas aman 5%. Berdasarkan umur, rentang usia muda 20-30 tahun menyumbang 47,78% terhadap rasio NPL BNPL.

Adapun meningkatkan pemahaman atau literasi keuangan di Indonesia memang masih menjadi satu pekerjaan rumah utama semua pihak yang berkepentingan. Masalahnya tingkat inklusi atau kemudahan akses berbagai produk keuangan yang saat ini terbilang tinggi (86%) tidak diikuti dengan tingkat literasi keuangan. 

Dalam catatan pemerintah, literasi keuangan Indonesia masih berada di kisaran 50%. Artinya masih banyak masyarakat yang memiliki kemudahan akses produk finansial, tetapi tidak mengerti secara komprehensif mengenai produk tersebut. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nyata! Kredit Macet Bikin Susah Dapat Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular