3 Saham Perfilman RI Ini Rontok Berjamaah
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga emiten perfilman terpantau ambles di perdagangan sesi I Jumat (18/8/2023). Adapun tiga emiten tersebut yakni PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), PT MD Pictures Tbk (FILM), dan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ).
Hingga pukul 11:30 WIB atau akhir perdagangan sesi I hari ini, saham RAAM ambruk 7,1% ke posisi Rp 785/saham. Sedangkan saham FILM ambrol 6,56% ke Rp 3.420/saham, dan saham BLTZ ambles 6,15% menjadi Rp 2.440/saham.
Saham RAAM sudah ditransaksikan sebanyak 7.154 kali dengan volume sebesar 46,08 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 35,81 miliar. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 4,86 triliun.
Sedangkan saham FILM, sudah ditransaksikan sebanyak 3.059 kali dengan volume sebesar 5,49 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 19,07 miliar. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 32,53 triliun.
Adapun untuk saham BLTZ sudah ditransaksikan sebanyak 17 kali dengan volume sebesar 2.700 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 6,83 juta. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 2,13 triliun.
Belum diketahui penyebab pasti amblesnya ketiga saham tersebut. Namun, kinerja keuangan ketiganya pada semester I-2023 masih cenderung menurun. Bahkan, BLTZ masih membukukan rugi bersih di semester I-2023.
Di saham RAAM, laba komprehensif mencapai Rp 28 miliar pada semester I-2023. Angka ini turun dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 40 miliar.
Pada semester I-2023 RAAM mencatat pendapatan sebesar Rp 155 miliar, naik 3,33% dari Rp 150 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Kontributor pendapatan tertinggi adalah sinetron yang menghasilkan Rp 59 miliar pada semester I-2023, naik 99% dibandingkan tahun sebelumnya, diikuti oleh film sebesar Rp 41 miliar dan digital sebanyak Rp 31 miliar.
Sedangkan laba bersih FILM mencapai Rp 62,06 miliar di Semester I-2023, menyusut 49,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp 124,08 miliar.
Penurunan laba terjadi seiring kinerja topline yang lebih rendah. Diketahui, penjualan FILM melandai 25,16% yoy menjadi Rp 205,28 miliar per 30 Juni 2023.
Ini terjadi akibat penurunan penjualan film di segmen bioskop (layar lebar) sebesar 52,3% (yoy) menjadi Rp 107,45 miliar, dibandingkan semester I-2022 sebesar Rp 225,29 miliar. Penjualan film di stasiun televisi juga terkoreksi menjadi Rp 2,16 miliar, dari sebelumnya Rp 5,12 miliar per semester I-2022.
Adapun untuk BLTZ masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 6,08 miliar pada semester I-2023. Rugi bersih BLTZ sejatinya sudah menyusut 68% dari sebelumnya pada semester I-2022 sebesar Rp 19,21 miliar.
Meski masih membukukan rugi bersih, tetapi pendapatan BLTZ meningkat 9,5% menjadi Rp 535,78 miliar per 30 Juni 2023, dari sebelumnya sebesar Rp 489,25 miliar per 30 Juni 2022.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)