
Kripto Babak Belur, Suku Bunga AS Masih Bisa Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan sejumlah kripto terpantau ambrol pasca risalah hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan sebagian besar pejabat lebih memprioritaskan pertarungan atas inflasi, sehingga kenaikan suku bunga diproyeksi masih bisa berlanjut.
Merespon hal tersebut hingga perdagangan hari ini, Kamis (17/8/2023) mata uang kripto terbesar yakni Bitcoin (BTC) dalam 24 jam ambles -2,26 ke US$ 26.551,80 bahkan selama seminggu terakhir ini BTC sudah susut -3,44%. Etherum juga menyusul dengan nasib sama, selama seminggu telah tergelincir -3,11% ke posisi US$ 1794,69.
Secara lebih rinci pergerakan tujuh kripto dengan kapitalisasi terbesar di pasar sebagai berikut :
Dari tabel diatas terlihat selama 24 jam Dogecoin (DOGE) jadi yang turun paling dalam sebesar -4,31, begitu pula dalam rentang seminggu terakhir telah ambrol hingga -10,40%. Posisi kedua yang jatuh paling dalam ada Cardano (ADA) selama sepekan hingga -7,97%, kemudian disusul Ripple (XRP) sebesar -7,87%.
Kripto yang babak belur menjadi satu respon dari potensi kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang masih bisa berlangsung di sisa tahun ini. Hal ini ditandai dengan keluarnya risalah pasca pertemuan FOMC semalam.
Risalah hasil pertemuan FOMC menunjukkan sebagian besar pejabat lebih memprioritaskan pertarungan atas inflasi. "Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi dan tetap memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut," ungkap risalah dalam pertemuan FOMC.
Hal tersebut semakin menambah ketidakpastian di pasar, pasalnya the Fed melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Hal ini akan membuat dolar semakin perkasa yang korelasinya negatif terhadap mata uang kripto.
Sebagai informasi, apabila dolar menguat biasanya kripto akan melemah sebab selisih kurs membuat harga nampak mahal yang membuat pelaku pasar cenderung wait and see atau mengamankan aset terlebih dahulu.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Bitcoin Tembus Level All Time High