Pasar Kripto Melempem, Ternyata Ini Biang Keladinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto kebakaran secara harian setelah rilis laporan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juli datang jauh lebih kuat dari yang diharapkan.
Dilansir dari CoinMarketCap pada Rabu (16/8/2023) pukul 09.10 WIB, pasar kripto mayoritas berada di teritori negatif. Bitcoin turun 0,52% ke US$29.215,96 dan secara mingguan melemah 2,00%.
Ethereum terdepresiasi 0,82% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir turun 1,52%.
XRP ambles 3,60% secara harian dan dalam sepekan ambruk 5,61%.
Sedangkan Solana yang terjun 4,42% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan turun 1,84%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital juga menunjukkan penurunan 1,29 % ke angka 1.246,74. Open interest turun 0,68% di angka US$27,78 miliar.
Pelemahan pasar kripto terjadi setelah kemarin (15/8/2023) penjualan ritel AS jauh melebihi ekspektasi pasar.
Untuk diketahui, penjualan ritel di Amerika Serikat meningkat 3,2% tahun-ke-tahun pada Juli 2023, kenaikan tahunan terbesar dalam lima bulan, menyusul kenaikan 1,6% yang direvisi naik pada bulan Juni.
Alhasil, perkiraan model GDPNow Fed Atlanta untuk pertumbuhan PDB riil (tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman) pada kuartal ketiga tahun 2023 adalah 5,0% pada 15 Agustus, naik dari 4,1% pada 8 Agustus.
Potensi kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal tiga berpotensi menyebabkan sulit untuk menghentikan suku bunganya atau bahkan bersikap memotong suku bunganya. Dengan kata lain, Bank Sentral AS (The Fed) masih berpotensi untuk menaikkan suku bunganya ke depan.
Selain itu, kenaikan imbal hasil riil US 10-year treasuries yang berada di 1,84% atau berada di level tertinggi 14 tahun terakhir memicu permintaan USD. Pada gilirannya, efek riak dari perkembangan ini dapat menambah tekanan pada harga Bitcoin.
Kenaikan hasil riil yang memicu permintaan USD ini mewakili hasil yang diperoleh dari investasi dalam sekuritas treasury 10 tahun yang diterbitkan pemerintah AS, telah mencapai 1,84%, menandai level tertinggi dalam 14 tahun.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak individu mengantisipasi suku bunga riil tetap tinggi, melampaui pembacaan inflasi selama beberapa tahun ke depan.
Data Commodity Futures Trading Commission (CFTC) mengungkapkan bahwa short USD berada di level terendah delapan bulan, yang berarti lebih banyak institusi yang bullish pada mata uang tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)