
Level 6.900 Jadi Penghalang Lagi, IHSG Masih Rawan Merah

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan sesi I, Rabu (9/8/2023) setelah sempat menembus 6.900 di tengah sesi.
IHSG ditutup naik 0,06% ke posisi 6.872,67 dengan nilai transaksi Rp4,63 triliun dan volume perdagangan 15,12 miliar saham. Sekitar 10.30 pagi tadi, IHSG sempat menyentuh level psikologis kunci, yakni 6.900, tepatnya 6.901,06.
Sebanyak 305 saham turun, 207 naik, dan 214 stagnan.
Pergerakan IHSG hingga siang ini di tengah adanya kabar kurang menggembirakan yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan China.
Dari AS, bursa saham Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa kemarin, setelah lembaga pemeringkat internasional yakni Moody's menurunkan peringkat beberapa bank regional di AS dan membuat sentimen pasar kembali memburuk
Beberapa pelaku pasar khawatir sinyal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi pasar AS di masa depan, tetapi yang lain mengatakan mundurnya diharapkan mengingat reli luar biasa dalam ekuitas tahun ini.
Moody's terpantau menurunkan peringkat kredit beberapa bank di AS, Senin lalu. Lembaga tersebut juga memperingatkan tengah meninjau status beberapa pemberi pinjaman terbesar AS lain.
Moody's juga memperingatkan bahwa kekuatan kredit sektor itu kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.
Mengutip Reuters, Moody's memangkas peringkat 10 bank AS satu tingkat. Bank yang diturunkan peringkatnya oleh Moody's antara lain M&T Bank, Pinnacle Financial Partners, Prosperity Bank dan BOK Financial Corp.
Ada enam raksasa perbankan masuk dalam peninjauan. Termasuk Bank of New York Mellon, US Bancorp, State Street dan Truist Financial.
"Banyak hasil kuartal kedua bank menunjukkan meningkatnya tekanan yang akan mengurangi kemampuan mereka untuk menghasilkan modal internal," kata Moody's dalam sebuah catatan.
Hal itu memicu krisis kepercayaan di sektor perbankan AS dan membuat menyusutnya simpanan di sejumlah bank regional, meskipun otoritas sudah meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan.
Sementara itu dari China, data inflasi periode Juli 2023 sudah dirilis pada pagi hari ini. Hasilnya, inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) secara tahunan (year-on-year/yoy) pada bulan lalu melandai menjadi minus 0,3%. Artinya China resmi mengalami deflasi.
Sedangkan secara bulanan (month-to-monthmtm), CPI Negeri Panda pada bulan lalu membaik menjadi 0,2%, dari sebelumnya mencapai minus 0,2%.
Deflasi di China akan menjadi kabar buruk dunia mengingat hal itu menjadi sinyal semakin melambatnya ekonomi Negeri Panda. Artinya, sumbangan China ke ekonomi global pun bisa semakin tergerus.
Analisis Teknikal
![]() Pergerakan IHSG Hari Ini |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada sesi I, IHSG menembus ke bawah support penting berupa garis MA 20 (6.885) dan 6.880 (Fibonacci 78,6%). Kabar baiknya, sejauh ini, IHSG kembali bertahan di atas support kunci, yakni garis MA 200 (6.834).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI turun ke 43,31.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong dari atas ke bawah garis sinyal dan membentuk death cross.
Di sesi II, IHSG berpeluang menguji support terdekat di 6.859 sebelum menentukan arah selanjutnya. Adapun, area resistance selanjutnya berada di level 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan MA 20 (6.885).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat