Gak Ada 'Obat Kuat', Pasar Kripto Lesu

rev, CNBC Indonesia
07 August 2023 10:50
Area pabrik kertas di Quebec, Kanada 'disulap' menjadi pusat penambangan mata uang kripto (cryptocurrency) di tengah tren Bitcoin. (dok. REUTERS/Christinne Muschi)
Foto: REUTERS/Christinne Muschi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto relatif tidak mengalami pergerakan yang signifikan di tengah minimnya sentimen.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (7/8/2023) pukul 09.15 WIB, kripto bergerak mix. Bitcoin menguat tipis 0,17% ke US$29.076,72 dan secara mingguan melemah tipis 1,19%.

Ethereum terapresiasi 0,19% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir pun turun 1,78%.

XRP melemah 1,63% secara harian dan secara mingguan ambles 11,76%.

Sedangkan Solana naik 2,4% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan terakhir masih diteritori negatif 4,4%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital juga menunjukkan kenaikan tipis 0,24% ke angka 1.253,23. Open interest turun 0,25% di angka US$27,23 miliar.

Dilansir dari Coindesk.com, Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital mengatakan seminggu lagi stabilitas relatif untuk BTC dan ETH menjadi pertanda baik untuk bulls.

Selain kejahatan dalam Keuangan Terdesentralisasi (DeFi), yang tidak pernah gagal untuk disampaikan, pasar kripto yang lebih luas diperkirakan akan lambat sampai dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin spot (ETF) disetujui.

Jumlah pasokan Bitcoin likuid dan sangat likuid berada pada titik terendah sejak 2018, sementara pasokan tidak likuid mencapai titik tertinggi sepanjang masa, dan pemegang jangka panjang menyimpan koin, tulis Blockware Intelligence dalam buletin baru-baru ini.

Sementara itu Vetle Lunde dari K33 Research mengatakan volume perdagangan bulan Juli berada di jurang perubahan. Pasar kripto mengalami kekeringan atipikal dengan volume perdagangan yang sangat rendah dan volatilitas BTC mendekati posisi terendah lima tahun.

Untuk diketahui, pekan ini akan dirilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan menurut konsensus mengalami kenaikan menjadi 3,3% dibandingkan periode Juni 2023 yang berada di angka 3%. Alhasil potensi Bank Sentral AS (The Fed) masih belum terjadi sebab target inflasi AS berada di level 2%. Data ini akan sedikit banyak mempengaruhi pasar kripto termasuk Bitcoin yang merupakan risk asset.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Bitcoin Tembus Level All Time High

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular