CNBC Indonesia Research

Sudah Cuan Kotos-kotos! Ini Dia Juara Bank Digital 2023

Riset, CNBC Indonesia
04 August 2023 07:15
Bank Raya
Foto: dok Bank Raya

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten bank digital utama telah merilis laporan keuangan per semester I-2023. Beberapa nama mencatatkan peningkatan laba bersih, tetapi sejumlah bank lainnya tercatat masih menanggung rugi bersih.

Emiten bank milik pengusaha Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) menjadi emiten bank digital dengan raihan laba bersih tertinggi selama 6 bulan pertama di 2023, yakni mencapai Rp216,26 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 43,57% secara tahunan (yoy) dibandingkan laba bersih Rp150,62 miliar pada semester I 2022.

Peningkatan kinerja bottom line tersebut tidak terlepas dari peningkatan kinerja top line bank. Mengutip laporan keuangan Allo Bank, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 491,94 miliar sepanjang paruh pertama tahun 2023. Jumlah ini melesat 126,45% dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 217,24 miliar.

Maka, bank dapat menadahi beban operasional yang telah terbang 1.116,15% menjadi Rp 212,64 miliar pada semester I-2023. Adapun setahun sebelumnya, beban operasional tercatat sebesar Rp 17,48 miliar. Sehingga, laba operasional kali ini tercatat naik menjadi Rp 279,29 miliar dari yang sebelumnya Rp 199,75 miliar.

Kinerja positif bank juga tercermin pada efisiensi, yakni rasio beban operational terhadap pendapatan (BOPO) yang naik 1.117 basis poin (bps) menjadi 60,15% pada paruh pertama tahun 2023. Adapun batas rasio ideal BOPO sebuah bank adalah 80% hingga 90%, sehingga dapat dikatakan Allo Bank sudah efisien dalam menjalankan usahanya.

Rasio profitabilitas bank juga menunjukkan peningkatan sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Rasio imbal balik ekuitas atau return on equity (ROE) naik 174 bps menjadi 6,65%, atau tergolong sehat. Kemudian, rasio imbal balik aset atau return on asset (ROA) tercatat naik 30 bps menjadi 4,59%, tergolong sehat.

Tercatat, aset Allo Bank pun juga naik pada semester I-2023 menjadi Rp 12,86 triliun dari yang sebelumnya Rp 11,05 triliun. Sama halnya dengan ekuitas yang naik menjadi Rp 6,09 triliun dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 4,64 triliun.

Sementara margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank tercatat naik 346 bps menjadi 8,52%. Adapun NIM yang ideal berkisar di 4-5%.

Pada sisi intermediasi, Allo Bank tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 7,43 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Jumlah ini naik 3,19% dari periode akhir Desember 2022 yang sebesar Rp 7,20 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (gross) tercatat sebesar 0,05%, tergolong sangat sehat. NPL net pun tercatat sebesar 0,03%.

Pada penghimpunan dana, bank berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 4,84 triliun pada semester I-2023. Deposito pun memegang porsi paling besar dengan jumlah Rp 4,41 triliun.

Dengan begitu, porsi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 8,77% terhadap DPK.

Di bawah Allo Bank ada emiten besutan Jerry Ng PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menorehkan laba bersih Rp40,52 miliar selama periode Januari-Juni 2023 atau tumbuh 40,11% yoy dari laba bersih Rp28,92 miliar pada semester I tahun lalu.

Seiring peningkatan laba tersebut, Bank Jago membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 832,46 miliar sepanjang semester I-2023 atau meningkat 29,85% dibandingkan dengan perolehan Rp 641,08 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sampai Juni 2023, Bank Jago melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar 3 juta nasabah.

Lonjakan pengguna Aplikasi Jago tersebut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penghimpunan DPK yang mencapai Rp 10,1 triliun atau tumbuh 65% dari Rp 6,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6%.

"Pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank Jago untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital. Hal ini juga menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jago yang semakin tinggi dari waktu ke waktu," kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung, dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (1/8/2023).

Pada fungsi intermediasi, Bank Jago melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Melalui strategi tersebut, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp 11,2 triliun per kuartal II-2023 atau tumbuh 54% dibandingkan realisasi kuartal II-2022 yang sebesar Rp 7,3 triliun.

Sejalan dengan pencapaian tersebut, bank juga telah menjaga kualitas kredit. Adapun rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,2% atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5%.

Sementara di sisi fundamental, aset Bank Jago mencapai Rp 18,9 triliun atau tumbuh 29% dari pertengahan tahun lalu. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73% yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Berbeda PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) membukukan penurunan laba 39,69% yoy menjadi Rp9,27 miliar pada semester I tahun ini seiring pendapatan bunga bersih yang terkoreksi 34,54% yoy menjadi Rp233,83 miliar.

Sedangkan, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) masih membukukan rugi bersih selama semester I 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular