
Ada Harapan Soft Landing di AS, Wall Street Dibuka Beragam

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Senin (31/7/2023), di tengah pekan yang sibuk akan musim rilis kinerja keuangan emiten di kuartal II-2023 dan harapan pasar akan adanya soft landing bagi perekonomian AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka turun tipis 0,03% ke posisi 35.449,891. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite dibuka kembali menguat. S&P 500 naik 0,12%, sedangkan Nasdaq menguat 0,2%.
Perdagangan hari ini menjadi perdagangan terakhir Juli 2023. Sepanjang bulan ini, ketiga indeks berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik karena prospek membaiknya sentimen global, terutama prospek kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
S&P 500 melonjak 3% pada kecepatan untuk bulan positif kelima berturut-turut, menjadi yang pertama kalinya sejak tujuh bulan terakhir yakni sejak Agustus 2021.
Sedangkan Nasdaq yang padat teknologi telah melompat 3,8% sepanjang Juli 2023, juga di jalur untuk bulan kemenangan kelima berturut-turut.
Sementara Dow Jones melonjak 3,1% sepanjang bulan ini dan membukukan kenaikan 13 hari yang menyamai rekor kenaikan terpanjang indeks sejak 1987 silam.
"Pasar bullish ini bukan lagi hanya kisah mega-cap. Tetapi babak baru perluasan partisipasi telah berkembang," kata Adam Turnquist, Kepala Strategi Teknis di LPL Financial.
"Data ekonomi yang relatif tangguh di AS, tekanan inflasi yang surut dan ekspektasi untuk akhir kampanye kenaikan suku bunga The Fed telah mendukung ekspansi penting di pasar sejak awal Juni," tambahnya.
Investor semakin berharap tentang prospek skenario soft landing dalam beberapa pekan terakhir karena data ekonomi menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan inflasi yang menurun, serta pendapatan kuartal II-2023 yang lebih baik dari harapan pasar.
Pekan lalu, The Fed kembali menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun setelah melewati kenaikan seperempat poin yang sangat dinantikan.
Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bank sentral akan membuat keputusan berdasarkan data dari pertemuan demi pertemuan.
Di lain sisi, sembari menanti rilis kinerja keuangan dari emiten besar seperti Amazon, Apple, CVS Health, dan Starbucks, investor akan mengalihkan fokus mereka pada pekan ini ke laporan pekerjaan besar yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Data ini tentunya akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan langkah kebijakan suku bunga acuannya berikutnya. Jika inflasi terus menurun, tetapi data tenaga kerja masih cukup kuat, maka The Fed masih akan mempertahankan sikap hawkish-nya.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan ekonomi AS telah menambah 200.000 pekerjaan pada bulan Juli. Sedangkan Nonfarm payrolls (NFP) meningkat 209.000 di bulan Juni.
Sementara itu, pergerakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) pada hari ini cenderung bervariasi, karena investor mencerna data inflasi terbaru yang dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed dan mempertimbangkan prospek ekonomi.
Pada pukul 15:45 WIB, yield Treasury tenor 10 tahun naik hanya di bawah satu basis poin menjadi 3,9787%. Sedangkan yield Treasury tenor 2 tahun juga turun kurang dari satu basis poin menjadi 4,8911%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed, Wall Street Dibuka Cerah
