
Gara-Gara The Fed, Emas Dunia Gagal ke US$2.000/ troy ons

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak fluktuatif minggu ini dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed.
Pada pekan yang berakhir Jumat (28/7/2023) harga emas dunia di pasar spot melemah tipis 0,05% dan ditutup di posisi US$1.959 per troy ons.
Emas berfluktuasi karena data ekonomi AS menunjukkan perbaikan.
Pada Kamis kemarin, AS mengumumkan dua indikator ekonomi, kemarin, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.
Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quartal to quartal/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.
Pertumbuhan sebesar 2,4% (qtq) juga menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.
AS juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.
Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.
Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.
Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed)The Fed bisa semakin jauh.
Pada pertemuan terakhir, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25-5,5% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Dengan kenaikan tersebut, suku bunga the Fed sudah naik sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 bps sejak Maret 2022. Suku bunga di level 5,25-5,5% saat ini adalah yang tertinggi sejak 2001 atau 22 tahun terakhir.
Emas dunia berkorelasi dengan kebijakan suku bunga AS yang merupakan salah satu negara ekonomi terbesar dunia. Sebab suku bunga adalah 'musuh utama' emas dunia yang tidak memberikan imbal hasil.
Jadi, ketika suku bunga naik, sinar emas dunia meredup di mata investor. Permintaan turun, harga mengikuti.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras) Next Article AS Tak Jadi Gagal Bayar Utang, Harga Emas Malah Bikin Sedih