Rupiah Keok Lawan Dolar AS Tertekan Data Ekonomi

rev, CNBC Indonesia
28 July 2023 15:35
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah pada hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini terjadi setelah rilis data ekonomi AS kemarin yang masih panas.

Berdasarkan dari Refinitiv, Rupiah melemah 0,63% terhadap dolar AS ke level Rp 15.090/US$1. Hal ini berkebalikan dari penutupan perdagangan kemarin yang menguat 0,13%. Secara mingguan, Rupiah telah melemah sebesar 0,47% dan merupakan pelemahan tertinggi sejak 12 Juli 2023.

Tekanan terhadap Rupiah hari ini didominasi oleh pengaruh eksternal khususnya AS. Pasalnya beberapa data ekonomi AS terpantau masih berlari kencang serta potensi Bank Sentral AS (The Fed) yang masih mengindikasikan untuk menaikkan suku bunga ke depan. Semalam ada dua indikator ekonomi yang rilis yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.

Estimasi terbaru untuk pertumbuhan ekonomi terbaru AS tumbuh 2,4% secara kuartalan pada April - Juni 2023 (kuartal II-2023). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 2% maupun ekspektasi di 1,8%. Ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih positif dan jauh dari resesi.

Lebih lanjut jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli. Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.

Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.

Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan The Fed bisa semakin jauh.

"Market kini melihat ada potensi kenaikan lagi pada September di mana kemungkinan itu sebelumnya sudah dihapus market. Data ekonomi terbaru membuat pasar kembali melakukan priced in akan kenaikan suku bunga pada September," tutur analis dari Action Economics, Kim Rupert, dikutip dari Reuters.

Dari dalam negeri akan ada pengumuman kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) serta kinerja keuangan perusahaan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan akan menggelar konferensi pers terkait aturan DHE Sumber Daya Alam (SDA). Konferensi pers diharapkan bisa memberi gambaran yang lebih jelas mengenai sistematika penyetoran DHE, konversi, serta sanksi yang akan diberikan kepada mereka yang membangkang.

Pemerintah sebelumnya sudah merilis aturan baru yakni Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam.

Peraturan ini akan menggantikan aturan sebelumnya PP No. 1 Tahun 2019.

Terdapat beberapa perubahan dalam aturan baru mengenai DHE sumber daya alam (SDA) ke dalam bank di dalam negeri. Di antara perubahan tersebut adalah eksportir wajib menyimpan minimal 30% dari DHE dalam sistem keuangan Indonesia selama jangka waktu tertentu.

Kebijakan DHE diharapkan mampu membawa pulang dolar AS hasil ekspor yang selama ini diparkir di luar negeri. Dengan demikian, pasokan dolar AS semakin banyak sehingga stabilitas nilai tukar rupiah terjaga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular