Jokowi Bikin Asing Minat Investasi Saham di RI, Ini Buktinya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
26 July 2023 15:27
Top Jokowi, RI Kipas-kipas Duit Dari Nikel Ratusan Triliun
Foto: Infografis/ Top Jokowi, RI Kipas-kipas Duit Dari Nikel Ratusan Triliun/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan manajemen investasi asal Singapura Fullerton Fund Management Company Ltd mengemukakan tiga kunci utama pertumbuhan pasar modal Indonesia di mata investor dunia.

Hal ini sebagaimana disampaikan Managing Director Fullerton Fund Management Company Ltd. Choo Jee Meng dalam paparannya Rabu, (26/7/2023). Menurut Meng, ada tiga hal penting yang membuat investor asing kian melirik pasar Indonesia.

Pertama, Indonesia berada di posisi strategis setelah satu dekade reformasi dijalankan. Beberapa transformasi yang terjadi belakangan ini antara lain Omnibus Law Cipta Kerja (UUCK) yang ditetapkan pada 2020. Selain itu kebijakan hiliriasi yang digagas Jokowi juga menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor belakangan ini.

"Ekspor bijih nikel dilarang sejak Januari 2020 untuk mempercepat pembangunan smelter di dalam negeri. FDI naik dari US$28 miliar pada tahun 2019 menjadi US$45 miliar pada tahun 2022, didorong oleh investasi dalam FDI) peningkatan struktural dalam neraca perdagangan dari tambahan surplus perdagangan logam dasar sebesar 0,9% dari PDB per tahun," ungkapnya.

Kedua, Indonesia dianggap perlu untuk menjaga kesinambungan kebijakan. Fullerton melihat bahwa pertumbuhan PDB Indonesia terus meningkat seiring dengan birokrasi reformasi yang terjadi.

Melalui data Verdana Research, terlihat bahwa pemerintahan Jokowi, dimulai dengan peraturan reformasi soal dana desa pada 2015 mencatatkan GDP di kisaran >US$3.000. Seiring dengan perubahan birokrasi, kini GDP Indonesia bisa mencetak hingga US$5.000.

Adapun beberapa strategi kebijakan yang dianggap berdampak adalah penghapusan subsidi bahan bakar Premium, reformasi agraria, digitalisasi birokrasi, Undang-undang HPP, Omnibus Law, hingga Undang-undang kesehatan yang baru-baru ini disahkan.

Ketiga, Fullerton melihat bahwa Deep Financial Markets akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Saat ini, pasar saham Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan ukuran perekonomiannya. Bahkan jumlah saham likuid yang memiliki value trade di atas US$10 miliar dalam 6 bulan di Indonesia hanya 11.

Maka, Fullerton mengklaim perlu ada inisiatif untuk mendorong kewirausahaan ditambah dengan ekosistem VC yang kuat. Selain itu, Fullerton juga menyarankan adanya Insentif bagi perusahaan yang akan listing - baik perusahaan dalam maupun luar negeri yang beroperasi di Indonesia.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apple Batal Investasi di RI, Ternyata Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular